Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menulis

23 Desember 2015   19:30 Diperbarui: 23 Desember 2015   21:58 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menulis ~  15:38 23 Desember 2015

Ada pesan Sang Guru tentangt menulis  yang terlupa
Hanya terukir di hati sekian lama :   
Bahwa menulis itu seperti menambang kata
Seperti menambang emas berlian atau permata
Bila tak ditambang dari kedalaman bumi  tak akan punya harga
Andai tak diolah dengan berbagai cara
Keindahan dan kemilau tak akan dirasa
Begitu pula dengan kata-kata yang ada 
Tambanglah kata di dasar pikiran dan hati dengan cita rasa
Lalu terangkai dalam kalimat  menggugah dan bermakna

Menulis serupa pula dengan  mencari sumber air  di perut bumi
Semakin banyak sumber  air bila semakin dalam menggali
Ini yang harus dimengerti
Di kedalaman bumi ada air nan murni Begitu pun bila menggali di kedalaman pikiran dan hati
Akan tersedia banyak sumber inspirasi
Semakin menggali akan terus mengalir sepanjang hari 

Menulis seumpama  dengan menjaring ikan di luasnya samudra
Tak akan menduga  ikan-ikan yang terjala
Kerap kali di luar pikiran yang ada
Begitu pun bila rajin menjaring kata
Sering terjadi  kata  terangkai di luar kira
Tak terjangkau pikiran senantiasa
Kata bermakna terjaring membuat terpana
Serasa diri begitu luar biasa
Kenapa bisa?

 

 

Satu Lagi Pesan Sang Guru

Pesan Sang Guru Tentang Samudra Hati

Sedikit Dialog dengan Sang Guru

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun