Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menulis

15 Februari 2014   16:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa kemajuan dan nilai berharga yang kita dapatkan dalam menekuni dunia menulis selama ini? Tambah merasa pintar dalam merangkai kata demi kata dan merasa hebat lalu berniat menerbitkan buku? Pikirlah dan  temukan jawabannya sendiri pada diri masing-masing. Apapun itu adalah yang terbaik dari pilihan kita.

Untuk diri sendiri, saya yakin tidak ada yang luar biasa! Malah sempat frustasi karena merasa tidak ada kemajuan dalam ilmu menulisnya. Menerbitkan buku yang merupakan keinginan awal menulis pun tak menjadi tujuan lagi.

Tetapi belakangan ini ada hal yang tak saya kira yang saya dapatkan. Hal yang bagi saya sungguh bernilai. Apa itu?

Sebelum saya jawab, yang jelas dalam cara atau gaya menulis mengalami perubahan dan saya tidak bisa menilai menjadi lebih baik atau merosot kualitasnya. Harapannya tentu semakin baik dan bermanfaat. Bukan begitu, kawan?

Cara atau Gaya Menulis

Dulu kalau menulis satu topik, ide yang ada jarang saya langsung jadikan tulisan. Paling tulis judulnya dulu. Setelah itu idenya diolah di dalam kepala sampai matang bahannya. Kadang bisa dalam hitungan jam, sehari atau bahkan seminggu, sehingga ketika hendak ditulis tinggal seakan menerjemahkan saja. Paling ditambahkan di sana-sini.

Jadi sangat jarang sekali menulis secara spontan selama ini. Kini justru berbalik 180 derajat. Apa yang ingin saya tulis justru tidak saya pikir-pikir lagi. Cukup tentukan judul apa yang hendak ditulis. Kalau sudah ada waktu tinggal niatkan saja dan tulis secara spontan yang ada di kepala dan hati.

Manakah yang lebih baik caranya? Menurut saya yang paling baik itu adalah ketika kita menulis ada perasaan nyaman. Soal cara itu cuma urusan teknik saja.

Soal teknik ini tak perlu dipusingkan. Karena kita masing-masing punya cara dan yang terbaik sekali lagi yang membuat kita nyaman ketika menulis.

Rasa Ingin Dihargai

Ketika sudah berhasil menulis sebuah artikel, kemudian memostingkan di media sosial, kemungkinan besar kita mengharapkan adanya penghargaan dan mendapat tempat yang membanggakan atau datangnya pujian. Hal yang wajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun