Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menjadikan Kepahitan Masa Lalu, Untuk Keindahan Hidup di Masa Kini dan Masa Depan

6 Juni 2011   10:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:49 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Setiap peristiwa hidup sepahit apapun di masa lalu, pasti ada pembelajaran yang berharga untuk dijadikan kebaikan hidup di masa yang akan datang.

*
Adakalanya dalam perjalanan hidup seseorang mengalami banyak masalah yang tak terhindarkan. Salah satunya adalah kesulitan ekonomi.
Dimana begitu banyak kebutuhan yang mendesak yang harus dipenuhi.

Tetapi pendapatan jauh dari yang diharapkan untuk memenuhi semuanya.
Tak heran, kemudian hidup dalam kekurangan. Terpaksa pinjam sana-sini demi hidup terus berlanjut, walaupun harus menanggung malu.

Bila menyangkut kebutuhan hidup yang utama, seperti makan, tempat tinggal, dan membiayai anak sekolah menjadi kewajiban yang harus dipenuhi. Apalagi datang hal yang tidak terduga, misalnya sakit.
Apa yang harus dilakukan?

Sebagai manusia yang memiliki kemauan, tentunya akan berusaha dan minta pertolongan kepada orang-orang terdekat untuk meringankan beban yang terasa berat.
Namun dalam hidup ini banyak hal yang terjadi tidak sesuai harapan.

Ketika datang ke saudara yang mampu agar membantu karena kesulitan yang sedang dialami. Bukannya tersentuh, namun justru mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan kalbu.

Bukannya memahami dan mengulurkan tangan untuk meringankan beban, tetapi justru menambah beban dengan kata-kata penghinaan.

Bukannya memberikan penghiburan dan motivasi, justru dengan angkuh mengunci pintu, seakan tak mengenal lagi atau membuat malu sambil berlalu.

Apakah para sahabat pernah mengalami kejadian seperti ini?
Bila pernah, saya sungguh dapat merasakan betapa menyakitkan dan pedihnya hati ini. Tentu ada perasaan kecewa yang amat sangat dan mungkin juga marah atau dendam.

Tetapi, setiap peristiwa adalah pembelajaran hidup yang berharga. Ketika mengalami peristiwa yang begitu mengecewakan dan menyakitkan itu, segera ingatkan diri, bahwa kita jangan berlaku seperti itu.

Pada suatu hari bila kita mampu dan ada yang datang meminta bantuan karena sedang mengalami kesulitan hidup, janganlah mengunci pintu apalagi mengeluarkan kata-kata penghinaan. Tetapi segera ulurkan tangan untuk membantu dan berikan penghiburan.
Berikan kekuatan dengan mendoakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun