Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

MengumpaT

22 April 2012   23:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:16 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setan alas!; Anjing!; Monyet; Setan!; Bangsat!; Sialan!; Brengsek! Itulah beberapa kata yang begitu akrab kita keluarkan tatkala MENGUMPAT.

Akibat emosi. Kita lupa diri. MENGUMPAT sesuka hati. Tak peduli perasaan orang lain tersakiti. Tak sadar telah mempermalukan diri sendiri.

MENGUMPAT kita anggap untuk menunjukkan kehebatan dan kebenaran. Tapi sebenarnya tak lebih karena kebodohan saja.

Orangtua yang begitu bebasnya MENGUMPAT,"Dasar anak setan!" tanpa sadar telah menjadikan dirinya bapak atau ibu setan.

Seorang ibu MENGUMPAT,"Dasar anak kurang ajar!" menandakan sendiri tidak atau kurang mengajari anaknya.

Seorang boss Atau pemimpin yang MENGUMPAT kepada bawahanya,"Dasar kebo kamu!" menunjukkan dirinya tak lebih dari sebagai tukang "angon" kerbau.

Seorang suami yang MENGUMPAT pada istrinya,"Dasar kamu wanita murahan!" membuktikan ia seorang lelaki tak berharga.

Atau kita yang suka MENGUMPAT dengan kata "monyet", "anjing", dan "babi" seakan-akan kita sudah tak beda dari kumpulan makhluk yang kita sebutkan.

Ketika mulut kita yang semestinya untuk mengucapkan kata-kata yang baik dan Firman. Menjadi corong kebenaran dan sumber kebaikan.

Malahan sering digunakan MENGUMPAT. Menjadi sumber kesalahan. Bukannya mendatangkan pahala yang didapat justru dosa.

Itulah akibatnya bila kita tak mampu menjaga mulut ini. Pada akhirnya mulut menjadi tong sampah saja. Karena yang sering keluar hanyalah kata-kata kasar dan tak berguna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun