Berbicara tentang Tuhan. Tuhan Yang Maha Segalanya. Tuhan yang diyakini berada di mana-mana. Tuhan yang ada di tempat spesial di langit ke tujuh.
Manusia mendefinisikan dengan berbagai cara dan pemikiran tentang Tuhan. Yang terjadi kemudian. Seakan-akan manusialah yang menciptakan Tuhan.
Dengan pikiran. Apakah manusia dapat menjangkau Tuhan? Dengan logika. Apakah manusia bisa mengenali Tuhan?
Yang ada hanyalah perdebatan tiada habisnya. Tuhan ada dan tiada. Tuhan menjadi sebuah sosok saja.
Manusia terus mencari dan meneliti. Diseminarkan. Karena menggunakan kepintaran. Tuhan semakin tidak dikenal.
Padahal sedari dulu. Ada yang hanya duduk diam sudah dapat mengenal Tuhan.
Katanya. Tuhan ada dan tiada karena adanya pikiran. Memang benar. Tapi dengan pikiran tidak dapat mengenal Tuhan.
Siapakah Tuhan? Kitab suci dan teori sudah banyak menjelaskan. Kita tahu begitulah Tuha. Tapi sekadar tahu saja. Belum mengenal.
Namun kita menjadi sok kenal. Merasa yang paling mengenalNya. Padahal seujung kuku saja belum tentu kita kenal.
Kita lupa hal yang paling sederhana. Tidak perlu ilmu atau sekolah yang tinggi untuk mengenal Tuhan. Tidak perlu pergi jauh-jauh. Cukup sepenuh hati mengenali diri sendiri yang sejati.
Sudahkah mengenaliNya?
Jadi jangan omong besar tentang Tuhan. Kalau diri sendiri saja tidak dikenal.
Lalu siapakah saya yang sejati ini???!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H