Opini kompas hari Sabtu, 10 Oktober 2009 di halaman 7 tulisan dari Rohaniawan Franz Magnis - Suseno, bahwa pada 13 Oktober 2009, tepat pada hari saya Idul Fitri , 138 pemimpin religius Muslim yang di sponsori Pangeran Ghazi bin Talal, Kepala Institut Aal al -Bayt , Amman, mengirim sebuah pesan " KATA BERSAMA ANTARA KAMI DAN ANDA " kepada Paus Benediktus XVI dan 26 pemimpin Kristiani lain. Isinya antara lain adalah ajakan agar kita kesampingkan " perbedaan-perbedaan kita yang menyebabkan kebencian dan perselisihan di antara kita. Mari kita bersaing satu sama lain hanya dalam kelurusan dan perbuatan-perbuatan baik. Mari kita saling menghormati, mari kita bersikap fair, adil dan baik satu sama lain, dan mari kita hidup dalam perdamaian jujur, keselarasan dan sikap baik satu sama lain".
Mengapa sampai ada ajakan yang demikian? Berarti selama ini yang yang salah tentang kehidupan antara dua agama besar di bumi ini, yang kalau di gabung mencapai kurang lebih 3,5 miliar umat. Kalau melihat pertikaian-pertikaian yang terjadi selama ini, mungkin Tuhan pun menangis. Mengapa? Karena umatnya tidak menjalankan ajaran Nabi yang di utus olehNYA . Yaitu tentang CINTA KASIH .
Apa gunanya membaca kitab suci sampai ingat isinya diluar kepala. Tapi kalau di hatinya tidak ada cinta kasih . Apabila makna cinta kasih bisa merasuki setiap umat beragama maka damailah dunia. Yang namanya cinta kasih, bagaimanapun kita di jahati, kita tetap akan mencintainya. Sampai yang menjahati kita mengerti bahwa kita mencintainya . Kalau ia telah mengerti maka ia pun akan memberikan cintanya pada kita. Karena sesungguhnya dalam setiap hati manusia terkandung yang namanya cinta kasih . Indah bukan? Masing-masing Nabi telah memberikan pengajarannya yang terbaik, mengapa kita masih belum mengerti dan sadar juga.
Padahal begitu sederhana!
Sedikit cerita walau bukan yang terbaik, ini dia :
Di ceritakan Nabi Muhammad Saw setiap saat keluar rumah ia selalu di lempar kotoran atau sampah oleh seorang wanita dari atas rumahnya. Hal ini bukan terjadi sekali dua kali saja tapi berulang kali. Wanita itu melakukannya karena ia tidak senang dengan ajaran-ajaran Nabi. Tapi apa yang terjadi. Nabi tidak pernah marah. Sampai pada suatu hari ketika Nabi melewati rumah wanita itu dan Nabi merasa aneh karena tidak dilempari sampah lagi. Nabi kemudian memasuki rumah itu dan untuk pertama kalinya bertemu dengan wanita yang selama ini melemparinya. Ternyata seorang wanita tua dan hari itu ternyata ia sedang sakit. Dan apa yang terjadi?
Justru Nabi dengan kerendahan hati dan kasih melayani wanita itu . Akhirnya wanita itu mengerti kalau orang yang selama ini dibenci dan dijahatinya selama ini begitu mengasihinya. Ia sangat malu sekali dan membalas kasih Nabi dengan menjadi seorang muslim yang baik.
Sebuah akhir yang indah bukan?
Bagaimana dengan Yesus? Sebuah kisah yang sudah berulang kali dan begitu fenomenal mengetar hati yang entah sudah berapa puluh kali dibaca dan disaksikan melalui film atau drama yaitu kisah tentang penyaliban Yesus. Walau disakiti sampai berdarah-darah dengan siksaan - siksaan yang menyayat hati, Yesus tetap berkata, "Tuhan, maafkanlah mereka, karena mereka tidak tahu dengan apa yang mereka lakukan! "
Lagi-lagi berbicara tentang kasih, "Kalau ada yang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu! "
Sungguh heran, sampai sekarang kita belum bisa mengerti juga. Bahkan kadang dengan angkuhnya kita mengutip ayat-ayat kitab suci untuk membenarkan tindakan permusuhan yang kita lakukan. Bahwa itu dibenarkan Allah. . .
Saya harus merinding mendengarnya.
Ingatkah kita, agama diturunkan adalah untuk membuat damai di bumi bukan untuk menciptakan kekacauan. Kembali ke pesan di atas, intinya jangan ada kebencian dan hidup harmonis , berlomba untuk berbuat kebaikan. Dan kita adalah saudara berasal dari 'kampung' yang sama.
Mari kita berpegang tangan bersama-sama dengan rasa kasih yang mengembang di dada untuk kebahagiaan bersama.
Damai di surga.....
Damai di bumi....
Damai di hati .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H