Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Hati Maya Menjadi Pilihan?

11 Juli 2012   14:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:04 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Catatan di bawah pohon ceri untuk refleksi diri:

Karena lebih sering melakukan segala hal dengan hati yang palsu dan kepura-puraan, sehingga engkau lupa menggunakan hati yang asli. Yaitu nurani, hati kesejatian yang dimiliki setiap manusia. Hati maya lebih menguasai. Menjadi tuan rumah bukannya nurani.

Kemudian hidup dalam kepalsuan menjadi karaktermu, selanjutnya lupa untuk hidup menjadi diri yang sejati. Yang tahu mana yang baik mana yang tidak baik. Lebih asyik menjadi manusia yang hidup dengan hati maya.

Bohong, munafik, serakah, benci, cemburu, kikir, emosi, dan sombong sudah merupakan sifat yang tidak terpisah dari dirimu. Tidak malu lagi dipertunjukkan kepada dunia.

Apakah harus selamanya tenggelam dalam kebodohan ini sebagai seorang manusia?

Ada waktu untuk berubah. Ada waktunya untuk kembali seperti semula. Ada waktunya lepas dari keterlenaan. Bukan sekadar menyesali masa lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun