Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengapa Ajang Terfavorit Menjadi Terkaporit?

2 Desember 2011   02:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:56 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ajang pemilihan Kompasianer Terfavorit yang diadakan Kompasiana dalam rangka ulang tahun ke-3,semestinya dapat menjadi acara yang bergengsi.

Di mana-mana selama ini dalam berbagai ajang pemilihan terfavorit menghadirkan kemeriahan dan pemenangnya dielu-elukan.

Namun niat baik pihak Kompasiana kali ini menghasilkan sesuatu yang menyedihkan. Bukan hanya sekadar lahir pro dan kontra. Bahkan ada isu penolakan melalui gerakan anti vote ke inbox.

Kemudian yang lebih menyedihkan lagi, lahir istilah "TERKAPORIT". Mungkin tujuannya untuk meledek Admin Kompasiana. Tapi imbasnya bisa saja ke para kompasianer yang menjadi nominator. Secara tidak langsung dianggap sebagai terkaporit. Memang apaan tuh terkaporit?

Saya tidak melihat hal ini sebagai lelucon. Karena memang tidak ada lucunya. Tapi lebih mengarah ke meledek. Sebenarnya sama juga sih, meledek pun bisa melahirkan kelucuan ha ha ha ... Atau ada maksud lainnya. Entahlah!

Jujur sampai terakhir ini saya tidak tahu siapa yang meraih suara terbanyak. Karena memang saya tidak begitu antusias mengikuti perkembangannya. Masalahnya saya yakin tidak mungkin memang.

Siapapun yang keluar sebagai pemenangnya. Jujur saya harus katakan, akan menjadi momen yang tidak akan menyenangkan. Menyedihkan dan kasihan karena hanya akan dianggap sebagai terkaporit saja. Bukan yang terfavorit.

Tentu saja saya berharap itu hanya semata karena kepicikan saya dalam berpikir.

Selamat dan selamat untuk yang menjadi terfavorit. Apapun penilaian orang lain, nikmati saja dengan senyuman. Kalau merasa tidak nyaman menerimanya. Silakan oper ke saya saja hadiahnya he he he ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun