MELEKAT pada segala yang berwujud itu adalah penderitaan. Begitu banyak manusia yang terjerat dalam ke-MELEKAT-an dan tak bisa melepaskan.
#
Apabila ada baju yang MELEKAT pada tubuh, pasti akan terasa enak dipandang. Karena adanya kulit yang MELEKAT pada daging, maka tubuh terasa nyaman dan dapat merasakan sensasi sentuhan.
Bila sepasang kekasih duduk saling MELEKAT pasti sejuta rasanya. Tak ingin berpisah. Ingin MELEKAT terus berduaan selamanya.
Sepasang kekasih bisa selalu MELEKAT, hidup ini begitu indah dan bahagia. Lupa segalanya.
Kalau ada uang yang selalu MELEKAT di kantong celana. Pasti setiap hari dunia terasa indah. Mau apa-apa tinggal beli. Tidak pusing tujuh keliling.
Namun semua kenyamanan, keindahan, dan kesenangan akan berganti menjadi ketidaknyamanan, kegelisahan dan penderitaan. Ketika kita MELEKAT pada baju, kulit, wujud kekasih, dan uang.
Ketika sesuatu yang berwujud itu kita MELEKAT padanya, maka timbullah ke-MELEKAT-an. Tanpa kita sadari, itulah awal penderitaan hidup.
Kita demi sepotong baju yang fungsi utamanya sesungguhnya untuk menutupi tubuh demi kesopanan. Untuk menghindari dari panas dan dingin.
Pada kenyataannya demi untuk memuaskan rasa dan selera. Bukan lagi pakaian MELEKAT pada tubuh. Tapi kita yang MELEKAT pada pakaian.
Akhirnya urusan pakaian menjadi hal yang merepotkan. Menjadi masalah besar. Karena MELEKAT pada bentuknya.
Karena adanya kulit yang MELEKAT pada daging di tubuh, maka terasa nyaman. Seiring berjalannya waktu timbullah ketidaknyamanan. Karena bukan lagi urusan kulit MELEKAT pada daging. Tapi kita yang telah MELEKAT pada kulit atau pada fisik.
Karena MELEKAT pada kulit, membuat kita takut kehilangannya suatu saat. Ke-MELEKAT-an menimbulkan ketidaknyamanan. Ketika secara pelan tapi pasti mengalami perubahan. Kering dan keriput. Terjadi pada sekujur tubuh.
Inipun melahirkan penderitaan pada akhirnya.