Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melecehkan Nama Yesus?

6 Oktober 2010   02:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:41 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Karena ketidaktahuan atau kepintaran, kita sendiri seringkali melecehkan nama Nabi dan Tuhan yang seharusnya dimuliakan!

*

Kadang-kadang kita sebagai umat yang beragama, seringkali tergoda untuk memperlihatkan identitas agama kita melalui simbol-simbolnya.
Entah apalah tujuannya, hanya kita sendiri yang mengetahuinya.

Tetapi saya yakin, pasti semuanya bertujuan baik, walaupun hanya semata memamerkannya.

Namun tanpa kita sadari, kelakuan kita itu justru tidak sebaik yang kita duga. Menurut saya lebih banyak tidak baiknya.
Kita menempelkan stiker-stiker yang berhubungan dengan simbol-simbol agama sembarangan dan seenaknya.
Yang timbul kemudian adalah bikin risih dan tidak sedap dipandang.

Contohnya, pagi ini saat berangkat kerja, saya berpapasan dengan sebuah sepeda motor, dimana tertempel stiker bertuliskan "Yesus" persis dibawa lampu belakang.
Karena motor ini dinaiki berdua, sehingga dari belakang saya melihat striker tersebut menjadi persis dibawah pantat orang yang ada diatas motor. Kebetulan lagi adalah seorang wanita.
Saya yang berada dibelakang saja merasa risih, entahlah pemilik kendaraan tersebut.
Kemungkinan tidak menyadari, karena memang niatnya baik.

Ini hanya salah satu contoh, dimana kita memperlakukan simbol-simbol agama yang tanpa kita sadari justru melecehkan keagungan agama kita sendiri.
Terlepas apapun tujuan dan niatnya, menurut saya kurang layak sebenarnya dengan sembarangan menempelkan simbol agama yang kita suka.

Jadi, bijaklah dalam memperlakukan simbol-simbol agama, Tuhan bila kita memang menghargai agama kita sendiri.
Bukan simbol-simbol yang harus kita tonjolkan, tetapi adalah perilaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun