Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Macet, daripada Mumet, Ngenet Saja!

28 Maret 2011   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:22 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13012815251224032398

Macetpun bisa dijadikan santapan yang lezat bila disikapi dengan suasana hati yang terbuka.

*

Pagi-pagi hendak berangkat kerja, belum sampai jalan raya kemacetan sudah menjebak tidak jauh dari rumah. Tidak seperti biasanya yang lancar-lancar saja.

Selama ini kemacetan selalu menjadi masalah yang melahirkan keluh-kesah, kedongkolan hati dan kepusingan tersendiri.

Tak jarang pula melahirkan teriakan dan caci-maki serta keributan.

Tapi kemacetan yang saya temui hari ini, _seperti gambar yang sempat saya jepret ini_ dengan santai saja saya nikmati dengan berselancar sambil membuka-buka tulisan atau menjawab tanggapan para sahabat di Kompasiana.

Saya pikir daripada mumet dan Membuang-buang energi karena macet yang memang sudah menjadi makanan sehari-hari, lebih baik ngenet saja.

Selain terhindar dari pikiran dan suasana hati yang negatif, justru dapat menumbuhkan pikiran dan suasana hati yang nyaman dan positif. Memanfaatkan sedikit waktu menggoreskan beberapa kalimat inspirasi.

Seperti kata-kata ini cukup bermanfaat "Daripada berkeluh-kesah dan mengutuki keadaan, lebih baik nikmati dengan hati yang damai".

Kemacetan bagi kita yang tinggal di wilayah Jabodetabek, bukankah selama ini sudah menjadi keseharian dan santapan yang mau tidak mau harus dialami?

Mengapa kita harus terus mempermasalahkannya setiap hari? Karena dikeluhkan atau tidak, bukankah kemacetan tetap saja akan kita temui?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun