Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kopdaran dan Kebenaran

3 Oktober 2012   13:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:18 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hari itu saya tegang bercampur senang karena akan kopdaran dengan sahabat dunia maya di Kompasiana.
Tempat dan waktu dijanjikan. Sampai tujuan di depan sebuah mall saya mencari-cari di mana gerangan sahabat tersebut.

Pada saat bersamaan juga saya lihat ada sosok yang sedang kebingungan mencari seseorang. Saya perhatikan wajahnya. Tidak salah lagi. Pasti dia yang kucari.
Untuk meyakinkan, saya meneleponnya.

Hampir saat yang bersamaan seseorang itu juga mengangkat ponselnya. Jarak kami sekitar 15 meteran.

Pasti dia orangnya. Logika saya semakin meyakinkan. Langsung saya dekati dengan penuh percaya diri.

"Maaf, Anda si anu, kan?"

Ia menatap saya curiga. Padahal tampang saya orang baik-baik.

"Bukan! Bukan! Bukan saya!"

Langsung ia bergegas pergi. Tinggal saya yang terbengong-bengong curiga. Jangan-jangan ia kecewa dengan penampilan saya? Karena saya begitu yakin orang tersebut yang ingin saya temui.

Penasaran. Saya telepon lagi. Dari kejauhan di dalam mall. Keluarlah sosok kompasianer tersebut. Ia langsung mengenali saya. Maklum tampangnya nangkring terus di Kompasiana.

Ternyata hal yang begitu saya yakini kebenarannya di depan mata. Ditambah didukung oleh logika, masih juga salah.
Malahan saya mengotori pikiran saya dengan kecurigaan.

Dalam hidup kita, banyak peristiwa seperti yang saya alami. Apa yang kita lihat, dengar, pikirkan, dan rasakan benar. Pada kenyataan tidak benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun