[caption id="attachment_186271" align="alignnone" width="320" caption="indonesiaidol.com "][/caption] Secara kebetulan dua kali saya ikut menonton acara "Indonesian Idol 2012" di saluran RCTI yang sedang ditonton oleh istri. Saya juga tidak tahu. Kenapa istri saya begitu senang dengan acara Indonesian Idol. Mungkin penyanyinya ganteng dan muda. Dari dua kali secara kebetulan dan terpaksa menonton acara Indonesian Idol. Karena Saya memang tidak suka menonton acara-acara yang berbau idol. Terus terang. Sungguh menyebalkan acara tersebut. Tolong catat. Pada acaranya. Bukan pada penampilan dan impian para anak-anak muda yang sedang mengejar impian. Mendengar pembawa acaranya, Daniel Mananta menyebutkan,"Indonesia memilih" ketika hendak menentukan salah satu peserta tereliminasi atau terpilih. Membuat telinga ini serasa gatal. Apa sebab? Menurut saya acara ini _yang diwakili oleh pembawa acaranya_ arogan sekali dengan menyebut Indonesia memilih. Seakan-akan para pesertanya dipilih oleh Indonesia. Padahal seperti kita tahu. Pesertanya dipilih secara umum dipilih berdasarkan sms dari penonton. Pertanyaan saya. Apakah para penonton yang mengirim sms benar-benar mewakili orang Indonesia? Mentang-mentang namanya Indonesian Idol, sehingga menganggap Indonesia-lah yang memilih para pesertanya untuk menjadi pemenang. Selain arogan. Menurut saya acaranya juga menyebalkan. Alih-alih menegangkan. Untuk menentukan seorang peserta yang tereliminasi saja. Prosesnya harus berbelit-belit dan menghabiskan waktu. Acara yang tidak mencerdaskan. Tetapi pengelola acaranya yang cerdas memanfaatkan keadaan masyarakat kita yang sedang demam idol-idolan. Benar-benar bisa mengelola emosi para penonton untuk terus mengikuti dan mengirim sms untuk mendukung idolanya. Sekali lagi. Arogan banget Daniel Ananta dengan lantang menyebut," Indonesia memilih". Padahal yang memilih adalah penonton yang mengirim sms. Jadi, selama menonton acara Indonesian Idol saya tidak merasa tegang. Malah merasakan kelucuan. Tapi tidak berani menertawakan. Takut dianggap melecehkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H