Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kini, Bagaikan 'Hantu Gentayangan' di Kompasiana

26 November 2013   09:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:40 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya selamat kepada 'Rumah Sehat' kita Kompasiana yang sedang memasuki era baru dalam melayani penggunanya (kompasianers) dengan penampilan barunya yang begitu dibanggakan. Sebab akan memudahkan kompasianers untuk melaporkan segala kejadian dan segala isi kepalanya dalam satu sentuhan.

Hal ini sudah dibuktikan oleh Kang Pepih dan Bang Isjet sebagai orang penting di Kompasiana dengan uji cobanya menulis dengan ponsel pintar yang mereka miliki. Nyaman dan sukses, menurut mereka. Tentu ini merupakan kabar gembira.

Apa yang dilakukan pengelola Kompasiana adalah untuk membawa era baru kepada penggunanya dalam mengakses Kompasiana. Walau apa yang dilakukan Kompasiana dengan tampilan versi mobile-nya sudah ada yang menerapkan.

Kenapa tampilan baru di versi mobile Kompasiana yang katanya demi kenyamanan mengundang suara-suara yang tak nyaman?

Setiap perubahan awalnya memang akan menimbulkan ketidak-nyaman dan memakan korban. Bagaimana pun perubahan adalah bagian dari proses kehidupan. Namun mau mendengarkan suara-suara tak nyaman pun merupakan sebuah pembelajaran.

Sebagai kompasianer yang lebih banyak mengandalkan ponsel dalam mengakses Kompasiana pasti akan mengalami ketidak-nyaman. Apalagi saya yang masih setia dengan ponsel dengan OS Symbian dan beberapa teman dengan ponsel OS Android dan juga BB mengalami kesulitan untuk menikmati kemudahan yang ditawarkan, Membalas komentar atau memberikan komentar tak bisa lagi. Mengirim tulisan pun tak bisa.

Mengalami kejadian ini, saya membayangkan sekarang saya dan teman-teman bagaikan 'hantu gentayangan' di Kompasiana. Maksudnya?

Ya, bagaikan hantu gentayangan yang bisa melayang ke sana-sini melihat manusia. Tapi tiada daya untuk menyentuh atau mengajak manusia bicara. Sama seperti kami, bisa membaca tulisan-tulisan yang ada di Kompasiana. Namun tiada daya untuk bisa memberikan komentar. Keinginan menulis dan memostingkan pun terpendam. Karena tak bisa mengirimkan tulisan.

Pada akhirnya. Apakah suara-suara 'hantu gentayangan' akan didengarkan?

Ah, jadi 'hantu gentayangan' saja belagu pakai protes segala. Tinggal bakar menyan dan diberi  sesajen juga pada anteng. Kalau saya sih pengennya jadi 'hantu gentayangan' yang berkelas. Tidak doyan sesajen yang cuma kopi, rokok, dan kembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun