Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Tak Bisa Menulis dari Hati

6 Juli 2012   14:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:14 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa yang terjadi. Memasuki bulan Juli ini terasa berat untuk mengalirkan kata-kata dari kedalaman hati.

Saya pastikan bukan sedang suntuk karena kalah taruhan bola saat Italia dibantai Spanyol 4-0.

Sebaliknya justru turut gembira. Kesuksesan Spanyol tak lepas dari peran penting dari beberapa pemain Barcelona.

Bukan pula karena kalah berdebat soal agama di Kompasiana yang mulai marak. Apalagi karena cintanya ditolak sama Luna Maya. Tidaaaaaaaak!

Lagi ada apa gerangan, sehingga menulis itu terasa begitu berat? Padahal ide susul- menyusul datang. Entahlah.

Terpaksa beberapa tulisan hanya dapat diselesaikan dalam satu atau dua paragraf saja. Karena sulit hati ini mengolah kata-kata menyelesaikan sampai utuh.

Demi untuk melepaskan kerinduan bercumbu bersama kata-kata. Menulis tentang sepak bola merupakan pelampiasan.

Tinggal buka sana-buka sini mencari data untuk bahan menulis. Lalu olah sesuai selera. Tidak perlu banyak berpikir. Tidak perlu menggunakan hati. Beres.

Secara teori memang sulit untuk menjelaskan antara menulis lebih menggunakan otak atau hati. Tetapi secara halus dapat dirasakan sendiri.

Entah mengapa hati sulit diajak kerjasama. Bahkan untuk menulis sebuah puisi pun terasa begitu sulitnya.

Jangankan menulis minimal 70 kata. Tidak sampai sepuluh kata pun tak sanggup dicapai dalam waktu seharian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun