Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keras Kepala!!! Mengapa Harus Keras Kepala Lebih Keras daripada Kerasnya Kepala?!

2 Mei 2010   00:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:28 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernahkah kita merenungkan atau bertanya-tanya , apakah kepala kita lebih keras bila dibandingkan dengan keras kepala kita atau sebaliknya ?
Ada yang berkata ; bahwa saya keras kepala . Seketika saya tertegun dan bertanya-tanya , apakah saya ini keras kepala ?
Saya bimbang untuk memberikan penjelasan . Tetapi bila ada yang berkata , bahwa kepala saya keras , maka pasti dengan spontan saya akan menjawab , memang benar kepala saya keras . Karena kalau lembek pasti membahayakan apa yang ada didalam batok kepala saya .

Sebenarnya apakah ada hubungannya antara keras kepala dan kepala keras ?
Rasanya saya tidak perlu menjawabnya .

Keras kepala , atau padanan katanya kepala batu adalah ditujukan kepada orang-orang yang sulit untuk menerima nasehat dan kekeuh pada pendirian , walaupun itu salah .
Hanya menuruti kemauan dan keegoisan dirinya sendiri .
Walaupun salah tidak pernah mau mengakui dan sulit untuk meminta maaf. Ini sedikit ciri orang yang keras kepala .

Merujuk pada hal ini , makanya ketika ada menuding saya sebagai orang yang keras kepala , sejenak saya pasti bertanya-tanya. Karena tak jarang saya tidak segan untuk membuka diri menerima nasehat dari orang lain . Bila ada kesalahan , tidak malu untuk meminta maaf .

Memang tak dipungkiri , mungkin adakalanya saya bersikap keras kepala tanpa saya sadari . Bersikap keras kepala dalam sebuah keyakinan yang benar menurut pemikiran saya semata . Hanya menuruti logika saya yang terbatas ini . Padahal bila saya mau sedikit saja untuk membuka mata hati , keyakinan itu mengandung kesalahan .
Namun ketika sudah menyadari kesalahan ini , apakah saya masih perlu kekeuh mempertahankan sikap keras kepala saya .

Dalam kehidupan ini pada saat bergaul dan berkomunikasi dengan banyak orang yang mempunyai sifat keras kepala memang menyebalkan. Tak jarang mereka begitu bangganya dengan sifat keras kepala ini .
Mati-matian mempertahankan kesalahan - kesalahannya dengan sejuta pembenaran . Sudah salah tapi tetap merasa yang paling benar . Tidak bisa sedikitpun menerima masukan dan kebenaran dari orang lain .

Nasehat - nasehat yang baik _ yang mengandung kebenaran _ dengan kesombongan dicampakkan bagai sampah . Bahkan merasa kejijikan untuk mendengarkan .
Gagah dalam kekerasan kepala . Bahkan bisa dikatakan , sudah melampaui kerasnya kepala dan kerasnya batu sekalipun .

Mengapa ?
Bila kerasnya kepala digodam , saya yakin akan pecah dengan otak yang terburai . Tetapi orang yang memiliki keras kepala yang demikian walaupun sudah digodam dengan kebenaran dan nasehat , tak akan memecahkan kekerasan kepalanya .

Adakah diantara kita orang - orang itu ?
Semoga tidak , yang ada hanyalah orang - orang yang memiliki kepala keras saja .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun