Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kehilangan Kemaluan

3 September 2011   13:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:16 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Manusia jaman sekarang tidak malu-malu lagi melakukan hal yang memalukan sebagai manusia, karena telah kehilangan sifat mulianya sebagai manusia, yaitu
sifat TAHU MALU.

#

Salah satu sifat mulia manusia menurut Konfusius adalah memiliki sifat Tahu Malu. Setiap manusia seharusnya memiliki sifat tahu malu, karena manusia adalah
termasuk makhluk mulia ciptaan Tuhan.

Tahu malu tentu maksudnya bukan pemalu atau malu-malu kucing, tapi artinya kurang lebih adalah takut
atau tidak nyaman melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nurani.
Perbuatan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Tahu malu artinya tidak berani
melakukan sesuatu hal yang tidak
sesuai dengan sopan-santun. Tidak berani melakukan hal yang dapat merugikan orang lain.

Orang yang memiliki rasa tahu malu, akan merasa malu saat melakukan kesalahan dan berani bertanggung jawab terhadap
kesalahan yang dilakukannya.

Lalu bagaimana dengan keadaan masyarakat sekarang berkenaan dengan sifat tahu malu ini?

Sepertinya semakin tergerus oleh
kemajuan jaman, karena kebanyakan manusia tidak malu-malu lagi melakukan hal yang memalukan dirinya sebagai
manusia. Makhluk yang begitu diistimewakan Tuhan.

Bahkan ada yang begitu bangganya berbuat sesuatu yang memalukan demi kekayaan dan ketenaran.
Berbohong, menipu, curang, saling
sikut, dan pergi ke dukun untuk memperkaya diri, padahal katanya
ber-Tuhan.

Sesuatu yang dianggap tabu karena tidak layak dilakukan seorang manusia, tidak malu dipertontonkan di hadapan umum
tanpa perlu merasa malu lagi.
Masih belum cukup, kemudian tanpa malu-malu memberikan pembenaran untuk perbuatan memalukan itu.

Semakin hari manusia semakin
kehilangan sifat tahu malunya. Dari pedagang di pinggir jalan sampai pejabat di dalam gedung tinggi. Dari orang bodoh sampai yang pintar seringkali tak perlu merasa malu untuk berbuat curang
dan menipu demi memuaskan
keserakahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun