Kesalahan tidak selamanya menyesatkan. Namun tak jarang justru kesalahan bisa membuat kita menuju kepada kebenaran.
*
Hari ini, Senin (21/02) bersama Pak Andy Dharma _Kompasianer lama dari Batam_ saya pergi ke Sumedang, Jawa Barat, untuk menemui seseorang kawan lama untuk suatu kepentingan.
Karena tidak begitu tahu jalan, saya tanya ke beberapa teman untuk mencapai tempat tujuan. Atas pertimbangan saya memilih salah satu rute diantara sekian pilihan rute yang ada.
Untuk sampai kesana, ternyata medan yang harus kami tempuh lumayan berat. Selain jalan agak rusak juga banyak tanjakan dan turunan tajam. Belum lagi alam yang sedang kurang bersahabat dengan turunnya hujan.
Setelah menempuh perjalanan 3 jam dengan sepeda motor dari tempat saya di Majalengka, akhirnya sampai juga ke tujuan.
Tetapi saya, orang yang harus kami temui sedang bepergian jauh karena sedang ada keperluan.
Sebelum berangkat kami memang tidak menghubungi terlebih dahulu karena tidak memiliki nomor teleponnya. Kami berangkat hanya dengan modal alamat yang ada.
Mau tidak mau kami harus pulang juga dengan kondisi cuaca yang tidak bersahabat dan suasana mulai gelap.
Kami sudah membayangkan jalan yang harus kami tempuh untuk pulang. Sebelumnya kami juga menanyakan jalan alternatif. Ada tetapi kondisinya lebih parah.
Akhirnya kami terpaksa pulang melalui jalan saat kami datang.
Karena sudah gelap dan suasana sepi, kami terus memacu kendaraan tidak peduli lagi keadaan jalan.
Ketika sudah lumayan jauh dan membayangkan satu turunan yang keadaan jalannya rusak parah, kami merasa jalan yang kami lalui sudah salah arah.
Kebetulan ada warung yang masih buka, langsung saja kami bertanya jalan untuk menuju jalan raya dan menjelaskan tujuan kami.
Ternyata jalan yang kami tempuh tidak sama lagi dengan jalan saat kami datang.
Tetapi kondisi lebih bagus dan lebih dekat.
Lalu saya dan Pak Andy berkata hampir bersamaan,"Ternyata salah jalan itu membawa berkah!"
Awalnya kami berpikir salah jalan dan hendak memutar kembali. Tetapi kamu terus berjalan dalam kesalahan dan kemudian bertanya.
Tetapi jalan yang kami kira salah itu justru membuat jarak tempuh kami menjadi lebih cepat walaupun memutar agak jauh. Namun kondisi jalannya bagus.
Dari peristiwa yang kami alami ini memberikan pembelajaran yang sangat berharga sekali. Bahwa saat kita merasa salah jalan, janganlah panik atau saling menyalahkan, tetapi ketika dijalani justru menemukan jalan yang benar dan mudah.
Kami kemudian memiliki kesimpulan yang sama, bahwa jangan takut berjalan dalam kesalahan, karena seringkali saat kita bergelut dalam kesalahan justru kita bisa menemukan jalan yang lebih baik lagi. Kesalahan bisa menuju kepada jalan yang benar.
Lalu saya berujar,”Wah, bisa dijadikan inspirasi untuk sebuah tulisan nih dengan judul “Kesalahan yang membawa berkat”. Pak Andy langsung mengamini.
Kesalahan bukanlah untuk disesalkan tetapi bisa dijadikan pembelajaran yang berharga menuju kepada kebenaran. Jangan suka menyalahkan kesalahan dan jangan menghakimi kesalahan, tetapi jadikan kesalahan untuk menuju kepada kepbenaran atau sebagai jalan menuju untuk menjadi benar. Demikian hati kecil saya mengingatkan.
Mendapat pengalaman ini badan yang sudah terasa lelah tiba-tiba lenyap semua dan membawa seribu senyuman diwajah kami. Cuaca yang dinginpun terasa sejuk sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H