Mengapa belum menulis juga hari ini? Bukankah katanya setiap hari mau menulis? Bosan? Malas?
Begitulah bisikan dari dalam hati. Karena seharian ini kehilangan gairah untuk menulis seperti biasanya.
Rasa antusias yang ada selama ini seakan lenyap. Enggan rasanya tangan ini bergerak mengetik kata-kata merangkainya menjadi kalimat demi kalimat yang memiliki makna.
Tentu saja jemari tidak mau bergerak untuk menulis sesuatu yang bermanfaat. Sebab tiada perintah dari hati. Pikiran pun malas untuk memikirkan tentang yang namanya menulis. Tak heran ide pun terkesan malas untuk muncul di kepala.
Tapi herannya pikiran ini belum bosan untuk berkeliaran memikirkan hal-hal yang "aneh". Sampai-sampai masih sempat melamunkan sesuatu yang berwarna-warni. Aneh, kan?
Kalau dipikir-pikir. Awal semua kebosanan dan kemalasan ini adalah dari sebuah niat untuk mengurangi aktivitas menulis.
Kemudian berimbas pada ide pun malas dan bosan untuk datang. Tak heran kemudian keinginan menulis menjadi loyo.
Saya kira rasa bosan dan malas pernah menghinggapi kebanyakan penulis. Tapi yang disayangkan kebosanan dan kemalasan itu pada akhirnya membunuh keinginan kita untuk menulis.
Tadinya sehari. Selanjutnya menjadi dua hari. Lama-lama menjadi berhari-hari. Sampai kemudian berhenti sama sekali aktivitas menulisnya.
Dimana sebelumnya menulis itu sesuatu yang istimewa dan membawa banyak manfaat. Perlahan tapi pasti menjadi hal yang membosankan. Karena dirasuki kemalasan.
Apalagi timbul pikiran, ternyata kegiatan menulis yang dilakoni dirasakan sebagai hal yang sia-sia. Karena tidak mendapatkan apa-apa. Secara materi dan penghargaan.
Boleh saja kita berpikiran demikian. Tetapi kenyataannya menulis itu sangat bermanfaat sekali bagi kita.
Sebab menulis dapat menjadi sarana beramal yang murah meriah.