Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jangan Biarkan Kebosanan dan Kemalasan Membunuh Keinginan Menulis

27 Januari 2012   17:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Mengapa belum menulis juga hari ini? Bukankah katanya setiap hari mau menulis? Bosan? Malas?
Begitulah bisikan dari dalam hati. Karena seharian ini kehilangan gairah untuk menulis seperti biasanya.

Rasa antusias yang ada selama ini seakan lenyap. Enggan rasanya tangan ini bergerak mengetik kata-kata merangkainya menjadi kalimat demi kalimat yang memiliki makna.

Tentu saja jemari tidak mau bergerak untuk menulis sesuatu yang bermanfaat. Sebab tiada perintah dari hati. Pikiran pun malas untuk memikirkan tentang yang namanya menulis. Tak heran ide pun terkesan malas untuk muncul di kepala.

Tapi herannya pikiran ini belum bosan untuk berkeliaran memikirkan hal-hal yang "aneh". Sampai-sampai masih sempat melamunkan sesuatu yang berwarna-warni. Aneh, kan?

Kalau dipikir-pikir. Awal semua kebosanan dan kemalasan ini adalah dari sebuah niat untuk mengurangi aktivitas menulis.

Kemudian berimbas pada ide pun malas dan bosan untuk datang. Tak heran kemudian keinginan menulis menjadi loyo.

Saya kira rasa bosan dan malas pernah menghinggapi kebanyakan penulis. Tapi yang disayangkan kebosanan dan kemalasan itu pada akhirnya membunuh keinginan kita untuk menulis.

Tadinya sehari. Selanjutnya menjadi dua hari. Lama-lama menjadi berhari-hari. Sampai kemudian berhenti sama sekali aktivitas menulisnya.

Dimana sebelumnya menulis itu sesuatu yang istimewa dan membawa banyak manfaat. Perlahan tapi pasti menjadi hal yang membosankan. Karena dirasuki kemalasan.

Apalagi timbul pikiran, ternyata kegiatan menulis yang dilakoni dirasakan sebagai hal yang sia-sia. Karena tidak mendapatkan apa-apa. Secara materi dan penghargaan.

Boleh saja kita berpikiran demikian. Tetapi kenyataannya menulis itu sangat bermanfaat sekali bagi kita.
Sebab menulis dapat menjadi sarana beramal yang murah meriah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun