Katedrarajawen No 202
Siapa yang mau jadi anak pintar dan baik, sehingga disayang mama, papa, dan juga teman-teman? Yuk belajar sama si Dede anak yang lucu dan banyak temannya. Ganteng juga, jeleknya kalau lagi ngambek.
Dede, begitu biasa ia dipangil papa dan mamanya. Karena ia anak yang paling kecil dari dua bersaudara. Suka dipanggil si lemot juga karena badannya yang mungil.
Si Dede anaknya tak mau diam. Selalu agresif. Sukanya bermain sepak bola di lapangan dekat rumah dan ikut sekolah sepak bola setiap minggunya. Kalau di rumah selain belajar suka main game. Seperti umumnya anak-anak seusia si Dede.
Sejak kecil si Dede rajin membantu mama dan papa di rumah. Kalau papinya sedang mencuci sepeda moto kesayangan sepulang kerja, si Dede paling kerepotan membantu. Sekalian basah-basahan. Karena si Dede paling suka main air.
"Papa aku bantuin ya. Dede cuci bagian rodanya," begitu pinta si Dede. Kalau sudah begitu papanya tak bisa menolak lagi. Karena sebelum memberikan jawaban, si Dede sudah beraksi dahulu.
Lain waktu kalau mamanya sedang memasak sayur ia sudah mendekat dan memperhatikan. Kemudian meminta diberikan kesempatan untuk mengaduk-aduk sayur yang sedang dimasak.
"Mama, sini aku coba belajar masak. Dede mau belajar masak sama Mama soalnya masakan Mama enak sih. Kalau Dede nanti sudah bisa masak, kalau mama tidak sempat Dede yang masak saja," begitu pintarnya si Dede merayu.
Walau agak khawatir, mamanya memberikan kesempatan juga agar si Dede bisa merasakan proses memasak sambil mengawasi.
"Aduh panas ya kalau sedang masak," keluh si Dede,"Tapi enak dan seru sih." Kelihatan senangnya hati Si Dede diberi kesempatan belajar masak sama mamanya.
* * *
Sore itu si Dede sedang ramai-ramai bersama teman-temannya bermain sepak bola sambil bercanda di lapangan bulu tangkis di kompleks perumahan.