Keadaan hidup yang susah, tidak menjadi alasan untuk tidak menjaga kesetiaan sebagai seorang istri dan ibu yang mencintai anak-anaknya.
*
Berbicara tentang emansipasi tentunya tak lepas dari sosok pejuang wanita bernama R.A. Kartini. Karena perjuangannya, wanita Indonesia sedikit banyak mengerti akan kesetaraannya sebagai makhluk Tuhan.
Tapi yang aku kenal ini, namanya bukan Kartini, seorang wanita pahlawan Indonesia yang dikenal luas karena perjuangannya.
Wanita yang menginspirasi banyak wanita lainnya di negeri ini.
Wanita yang aku kenal ini hanya wanita biasa dan tidak terkenal. Bukan wanita karier dan bukan juga wanita aktivis.
Asli, hanya seorang wanita ibu rumah tangga biasa.
Penampilan dan wajahnya pun biasa-biasa saja. Hidup bersama seorang lelaki yang juga biasa.
Saking terlalu biasanya, ketika kutanyakan tentang Kartini, ia hanya menggeleng kepala dan bertanya,"Siapa dia, pak? Teman bapak ya?!"
Namun bagi saya, wanita ini benar-benar sosok yang luar biasa mengarungi hidupnya. Walaupun hanya tamatan SD namun tidak membuatnya harus merasa bodoh untuk mengarungi kehidupannya.
Walaupun ia tidak mengerti tentang emansipasi wanita dan sosok Kartini, tetapi semangat juangnya luar biasa untuk menghidupi keluarganya.
Mengapa wanita ini mesti bersusah payah mencari nafkah sendiri?
Sebab suami tercinta tak berdaya untuk mencari nafkah, terkena lumpuh dan harus melewati harinya di atas kursi roda. Sedangkan dua anaknya harus bersekolah. Seorang putra berumur 10 tahun dan seorang lagi wanita berumur 8 tahun.
Dengan modal tersisa dan seadanya, wanita ini memulai usaha berjualan sayur keliling dengan gerobak. Berkeliling kompleks menemui langganannya setiap hari.