Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Di Australia Bisa Salat Gak?

17 Agustus 2011   04:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:42 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sesungguhnya, bagi yang mengerti, ibadah adalah segalanya bukan uang dalam hidup ini!

#

"Di Australia bisa salat gak?"

Itulah pertanyaan dari Handoko, anak tante saya saat ditawari oleh kakaknya untuk bekerja di Australia.
Benar-benar pertanyaan yang lugu dari seorang pemuda yang taat beragama.

Banyak orang yang tergiur bekerja di Australia karena gajinya yang lumayan. Tante saya sendiri pernah bekerja di sana sebagai tukang bersih-bersih rumah gajinya sebulan mencapai 18 juta.
Tak heran 3 anak ceweknya bekerja di Australia. Bahkan yang dua sudah menjadi warga negara di sana.

Tapi bagi Handoko, tawaran kerja dengan gaji besar, bahkan lebih besar dari manager umumnya di Indonesia tak begitu dihiraukan. Yang lebih menjadi pemikirannya adalah beribadah.

"Apakah kalau kerja di Australia masih bisa salat?"

Salat lebih penting daripada gaji besar. Tentu ini tidak berlaku umumnya bagi kita kebanyakan. Yang terpenting kerja dan bisa mendapatkan gaji besar di manapun itu. Soal ibadah adalah urusan kesekian atau dipikirkan kemudian.

Tidak heran karena uang yang mengiurkan dan menggoda itu, banyak orang yang membutakan hatinya dan melupakan ibadahnya. Uang kemudian lebih disembah daripada Tuhannya.
Saya dan salah satu dari Anda mungkin adalah termasuk pelakunya.

Orang seperti Handoko yang lebih mementingkan ibadahnya daripada pekerjaan dan uang, lugu, dan jujur, hidup apa adanya memang sudah jarang kita temui.

Bahkan orang-orang yang seharusnya menjadi teladan bagi kita seperti para pemuka agama yang setiap hari bicara tentang Firman Tuhan, belum tentu masih jujur dan lugu hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun