Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dan... Tuhan Pun Malu

5 Juli 2012   03:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:17 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Rasa malu seakan sudah tidak ada lagi dikandung badan. Manusia pun tak segan-segan berbuat hal-hal yang bukan hanya memalukan dirinya. Tetapi juga Tuhan-nya!
#
Seandainya Tuhan seperti manusia yang punya perasaan. Pasti Tuhan akan merasa malu dengan tindak- tanduk umatNya yang katanya beragama.

Bagaimana tidak malu? Karena tidak sedikit di antara umat-umatnya yang begitu taat dan khusyuk menyembah dan menyebut- nyebut NamaNya saat pagi.

Tetapi saat matahari belumlah mencapai pada bagian tertinggi di langit, sudah banyak yang tidak ingat padaNya lagi.

Tidak segan-segan melakukan perbuatan yang dilarang Tuhan. Tidak canggung-canggung berbuat membelakangi nurani hanya demi kekuasaan dan materi.

Hampir setiap hari hal ini terjadi. Sampai menimbulkan sinisme, bahwa agama tidak berfungsi dan Tuhan telah mati.
Benar-benar memalukan! Tapi berapa banyak manusia yang benar-benar sadar akan hal ini?

Kalau Tuhan punya perasaan, tentu saja Tuhan akan malu setengah mati sambil menutupi mukanya. Malu menjadi bahan tertawaan para iblis yang bersorak-sorai.
Dimana dengan girang para iblis mencibir,"Hey Tuhan, lihat tuh, manusia-manusia ciptaanMu yang taat padaMu dan yang Engkau banggakan. Tak tahunya justru mempermalukan DiriMu setiap hari!"

Tentu saja Tuhan tidak marah. Apalagi mencak-mencak. Tapi _sekali lagi kalau Tuhan memiliki sifat malu_ pasti Tuhan akan merasa malu dengan perilaku umat-umatNya yang tidak malu dan ingat padaNya saat berbuat salah.

Padahal baru saja menyembah dan mengingat NamaNya. Boleh dikatakan, pada jaman sekarang manusia bukan hanya berani melakukan hal-hal yang memalukan dirinya saja. Namun melakukan perbuatan yang mempermalukan Tuhannya.

Mengapa bisa demikian jadinya? Aneh memang! Padahal setiap manusia kemaluannya masih berada pada tempatnya.

Tetap saja dengan gagah berani melakukan perbuatan yang memalukan dirinya dan Tuhan.

Mengherankan memang. Mengapa perilaku memalukan ini bisa dilakukan manusia yang masih punya kemaluan?
Pagi-pagi sibuk berdoa,. Anehnya menjelang siang sudah sibuk berbuat dosa!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun