Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Curhat: Saya Terkena Guna-guna!

18 Agustus 2011   10:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:40 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya saya malu mau curhat di sini mengenai masalah ini. Tapi apa daya, akhirnya saya bulatkan juga tekad untuk mengungkapkan perasaan ini.
Entahlah ini masalah aib atau nasib. Karena sejak bergabung di Kompasiana sampai hari ini, seakan tak terpisahkan siang dan malam. Seharipun tak pernah absen mengunjunginya.

Padahal selama ini tidak pernah mendapatkan keistimewaan apalagi menjadi anak emas. Mengapa saya tetap bertahan dan menjadi penghuninya?
Pasti ini ada apa-apa! Jangan-jangan saya telah terkena guna-guna.

Beberapa tetangga yang menjadi dukun beranak dan dukun pijat, menyarankan untuk memeriksa ke Rumah Sakit terdekat!

Apa hubungannya?
Oh, itu soal tetangga lain yang sudah sembilan bulan lebih mengandung, anaknya belum brojol juga. Walau sudah dibantu dengan pijatan dan jampi-jampi serta semburan air putih.

Iya, apakah ada kemungkinan saya terkena guna-guna, sehingga terlena menjadi penghuni Kompasiana yang katanya Rumah Sehat. Tapi kok kantong saya semakin hari semakin sekarat?

Sudah coba-coba menulis di blog tetangga. Mengirim 6 tulisan, malah 4-nya bisa masuk HL terpanjang seharian. Padahal kalau di Kompasiana pernah baru masuk HL dalam hitungan jam buru-buru diturunkan.

Coba-coba menulis di blog tetangga, yang klik minimal ratusan. Padahal di Kompasiana kebanyakan juga cuma puluhan saja.

Lah, kenapa saya mesti tetap menulis di Kompasiana. Wajarlah kalau saya mencurigai ada tenaga supranatural yang bekerja.
Kalau bukan guna-guna apa namanya?

Perasaan semakin hari semakin parah. Berobat ke Sukabumi dan Baduy sudah dicoba. Semua dukunnya geleng-geleng kepala dan mengibaskan tangannya ketika saya tunjukkan Blog Kompasiana, tempat di mana saya kena guna-guna.

Tentu saja saya keheranan dan bertanya. Melalui penerjemahnya, barulah saya mengerti, ternyata para dukun ini tidak mengerti masalah internetan.
Mereka juga ilmunya masih belum sanggup menandingi dan belum ada penangkalnya untuk guna-guna internet.

Pada kesempatan ini, saya mohon informasinya tentang keberadaan dukun yang melek internet yang sanggup mengobati guna-guna yang ada pada diri saya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun