Nasehat Sang Guru pada diriku di temaramnya senja dalam rintik hujan yang membuat aku tersungkur malu: Sahabatku yang baik Ketika engkau meyakini suatu kebenaran dengan pasti sekian lama Terpersepsi didalam diri karena kondisi Dijalankan dan dirasa pasti telah benar Namun apakah memang telah benar? Tak perlu menutup hati dan menolak dengan gelap mata Hati ditutupi rapat-rapat Bahkan tak jarang mencibir dan menertawakan Bila ada kebenaran baru yang engkau dapatkan Dari mendengar atau membaca Walau dalam pemahamanmu itu salah dan bertentangan dengan kebenaran yang telah engkau yakini Apakah harus demikian sempit dan butanya pemahamanmu tentang kebenaran? Bertanyalah dan selidiki dengan pikiran jernih dan hati nurani Bukakan hati untuk sejenak merenungi Sebab yang saat didengar salah pertama kali Bisa saja ada kebenarannya setelah diteliti dengan hati yang jernih Suatu hal yang salah sekalipun pun Bila disikapi dengan pikiran dan hati yang benar Pasti terdapat kebenarannya Begitu pula sebuah kebenaran yang telah diyakini dengan benar Akan menjadi salah , oleh sebab tidak relevan lagi dengan waktu dan keadaan Akan menjadi salah bila dipahami dengan pikiran yang salah Kebenaran mutlak dari Tuhan pun bisa jadi salah bila digunakan dengan pikiran yang salah saat memahaminya Kesesatan yang diajarkan iblis pun bisa menjadi benar bila dipahami dengan sadar dan pikiran benar Kesalahan bisa menjadi benar Kebenaran bisa juga menjadi salah Tak heran ada yang berkata, kebenaran itu relatif Berubah sesuai dengan waktu dan keadaan Kebenaran itu menurut siapa ? Apa tujuannya ? Sahabatku, yang kukasihi Bila engkau berkeras hati dan selalu kaku Selalu terkungkung pada masa lalu Tidak bersedia dan rela membuka diri pada masa sekarang Tidak mau berpikir tentang masa depan Dan tidak mau membuka diri untuk mengikuti perubahan jaman Maka bersiaplah untuk tersesat dalam kehidupan yang begitu dinamis ini Tenggelam dalam kesombongan masa lalu Yang engkau pun tidak mengetahui sejelasnya Merasa pintar dan bijak Namun tidak sadar terjerat dalam kebodohan dan kedunguan Hanya bisa membanggakan kebenaran masa lalu Memaksakannya untuk membenarkan masa kini Yang terjadi adalah pembodohan diri Sungguh kasihan bukan , kawanku? Masih juga tak sadar, engkau tak jarang Memanfaatkan kebenaran untuk menyalahkan Menghakimi atas nama Tuhan kepada sesamamu Sahabatku , diamlah sejenak sebelum tidur malamnu Tersenyumlah untuk membukakan hati Melepaskan segala persepsi yang telah menyelimuti selama ini Jangan dengarkan bila yang aku katakan Bila tiada kebenaran didalamnya Walaupun aku adalah gurumu Bunuhlah semua kata-kata itu Sebab guru yang sejati telah bersemayam didalam dirimu Guru-guru yang ada diluar hanyalah untuk mengingatkan Sahabatku, semoga engkau mengerti dan bisa merenungi setiap bait kata-kataku ini....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H