Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bodoh Ah! Merah, Kuning, Hijau Yang Penting Jalan!

18 September 2010   18:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:08 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketidakdisiplinan di jalan raya adalah keseharian para pengendara. Apakah ini cerminan masyarakat yang sulit mengikuti aturan?

*

Hari ini, seorang pemuda yang sedang membonceng seorang wanita seenaknya melaju ketika sudah lampu merah menyalah. Kendaraan yang melaju dari arah lampu hijau kelabakan menghindari.

Kemarinnya seorang bapak yang membonceng anak dan istrinya juga demikian, seenaknya mencuri star untuk melaju dimana seharusnya berhenti karena lampu merah masih menyalah. Tentu saja kendaraan dari arah lampu hijau yang sedang melaju kebingunan.

Di Jakarta dan sekitarnya perilaku ini setiap hari bisa ditemui. Disiplin berlalulintas, khususnya menyangkut rambu-rambu lampu sudah sangat berkurang.

Rasanya setiap hari harus geleng-geleng kepala pertanda tak mengerti.
Karena perilaku ini selain membahayakan diri sendiri juga orang lain.

Akhirnya saya hanya bisa menghibur diri untuk menemukan alasan atas ketidakdisiplinan ini.
Semua ini bisa dijadikan pembenaran untuk menghindari ketidakdisiplinan para pengendara.

Kemungkinan orang yang menerobos lampu merah itu berprinsip "waktu adalah uang", karena memang sedang mengejar waktu untuk sampai tujuan disebabkan harus tepat waktu untuk mendapatkan uang banyak.

Bisa saja pengendara ini tidak mengerti aturan lalulintas karena baru datang dari kampung yang belum ada rambu lampu merah, kuning, dan hijau.
Kemungkinan lain si pengendara buta warna.

Bisa dibayangkan ketika lampu-lampu seketika mati disetiap perapatan. Dijamin pasti kacau balau arus lalulintas, karena setiap pengendara ingin lebih mendahului.

Pertanyaan saya adalah apakah ketidakdisiplinan ini terjadi karena masyarakat yang masa bodoh terhadap aturan lalulintas atau saya yang terlalu bodoh memikirkannya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun