Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bervegetarian, Karena Panggilan Hati....

4 November 2009   18:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:26 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalaupun bervegetarian adalah merupakan sebuah dosa, rasanya saya pun rela untuk menanggungnya

Sekarang ini pola hidup bervegetarian sudah merupakan gaya hidup. Banyak yang sudah melakoninya dan orang sudah tidak menyangkut pautkan dengan agama tertentu lagi. Dari orang biasa, artis, dan kalangan berbagai agama, banyak yang bervegetarian. Ada yang demi kesehatan atas anjuran dokter, atau memang kesadaran untuk menjalani pola hidup sehat.

Kebetulan saya adalah salah satu pelakunya yang sudah menjalani selama kurang lebih 10 tahun. Tanpa paksaan, dengan suka rela menjalani dan semata karena panggilan hati, saat ada yang menganjurkan.
Dan selama ini saya tidak merasa terbebani, justru orang-orang disekitar saya yang tidak menjalani yang terbebani dengan berkata, "Kok bisa ya, apa tidak kekurangan gizi? " Mengapa saya katakan panggilan hati? Karena saat pertama kali menjalani, tidak berpikiran apakah ini ada hubungan dengan kesehatan atau tidak. Hati hanya mengatakan ini adalah tindakan yang baik.

Seiring dengan berkembang dan meluasnya pola hidup bervegetarian diberbagai kalangan, sekarang ini dengan mudah kita akan menemukan restoran vegetarian. Tetapi dimana hidup bervegetarian yang ditinjau baik dari segi ilmu kesehatan dan ilmu kerohanian adalah sungguh baik.

Namun saya tak jarang, menemukan baik tulisan maupun ceramah agama yang menentang dan mengharamkan bervegetarian dengan mengutip ayat-ayat suci tentunya. Bahwa dengan bervegetarian itu berarti tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah. Atau dalam sebuah ceramah agama dengan mengolok mengatakan, bahwa bervegetarian atau tidak, keluarnya tetap _ maaf _ tahi juga kan?
Padahal bagi kalangan yang bervegetarian pun ada pegangan dan dianjurkan dalam kitab suci. Tapi saya tak perlu untuk mengutipnya disini. Cukup hati saja yang bicara.

Tetapi yang jadi pertanyaan adalah mengapa dari kalangan lain begitu kerepotan melihat orang yang bervegetarian sampai harus menseminarkan segala, hanya untuk membuktikan bahwa bervegetarian itu tidak sejalan dengan agamanya. Mencari-cari celah sebagai bahan kritikan dan untuk menertawakan kami sebagai orang yang bodoh sekali.
Apakah perlu sampai begini?
Tapi bagaimanapun juga terimakasih kami ucapkan karena telah diperhatikan.

Dalam kesempatan ini saya hanya ingin sedikit mengeluarkan isi hati saya demi untuk sebuah pengertiannya . Kalaupun bervegetarian adalah sebuah dosa, rasanya saya pun rela untuk menanggungnya!

Kenapa? Karena apa yang kami lakukan adalah semata-mata panggilan hati untuk belajar mengembangkan cinta kasih dengan tidak menganiaya makhluk lain. Bukan untuk tidak mensyukuri pemberian Ilahi ini. Karena walaupun itu seekor binatang sekalipun, tetap punya perasaan juga.
_ Saya pernah melihat seekor anjing mengeluarkan air mata saat dimarahi. Dan seringkali orang dengan spontan mengatakan kasihan ya, saat melihat seekor ayam tertabrak. Menurut saya pada saat itu hatinya yang berbicara. Tapi ini bukan alasan utama kami ._

Karena kami menyadari, betapa besarnya dosa kami selama ini, salah satu jalan untuk menguranginya adalah dengan hidup bervegetarian sebagai cara untuk melatih dan membersihkan hati. Dan saya juga ingin mengatakan, dengan bervegetarian justru kami sungguh ingin berterimakasih akan nikmat yang Tuhan berikan pada kami yang bisa kami dapatkan pada tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian diatas bumi ini yang tiada akan habis untuk dinikmati.

Tetapi sekali, semua ini adalah panggilan hati, jadi kami tidak pernah dan akan memaksakan kepada siapapun juga pola hidup ini. Karena kita harus saling menghargai. Tetapi kami tidak sedikit pun meminta untuk dihargai, tapi cobalah untuk mengerti kami.

Satu lagi, kami juga menyadari bahwa dengan banyak mengkonsumsi makanan hewani telah menjadikan kami menjadi tidak manusiawi lagi. Nafsu dan keinginan hewani telah menguasai kami. Sehingga tindakan dan perbuatan kami tidak sesuai nurani lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun