Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Belajar

15 Desember 2014   21:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:15 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Belajarlah sebanyak yang engkau bisa. Belajarlah dan bukan untuk menjadikanmu semakin pintar, karena kepintaran dapat membuatmu menjadi bodoh, sehingga terjatuh dalam kesombongan.


Kesombongan membuat diri tidak bisa menemukan jalan kebenaran. Tetapi belajarlah untuk menjadi bijak, karena orang bijak selalu merasa dirinya bodoh, sehingga engkau semakin rendah hati, karena merasa belum tahu apa-apa.


Oleh sebab itu, kerendahan hati akan membuat dirimu menemukan jalan kebenaran dalam hidup ini. Kebenaran yang akan meluruskan jalan masa depanmu. [Sang Guru]

Belajarlah sebanyak yang engkau bisa. Belajarlah dan bukan untuk menjadikanmu semakin pintar, karena kepintaran dapat membuatmu menjadi bodoh, sehingga terjatuh dalam kesombongan.

Apa tujuan kita belajar _hal yang baik_ dalam hidup ini?  Segala hal yang baik memang perlu kita pelajari, selain bisa berguna bagi hidup kita tentu juga bisa bermanfaat untuk orang lain. Memandang rendah orang lain.

Kita belajar agar bisa menguasai hidup yang akan kita jalani. Tahu kebenaran hidup ini. Bukankah itu yang utama? Namun bila tujuan kita belajar supaya menjadi pintar, maka akan mudah sekali dikuasai oleh kesombongan.

Dalam kepintaran, alih-alih kita menyebarkan kebajikan. Sebaliknya kita menjadi merasa paling pintar untuk menguasai orang lain. Meremehkan. Kita malah menyebarkan kearogan. Ketika ada yang hendak memberikan kebenaran baru dari apa yang kita ketahui, yang ada adalah penolakan. Bagaimana kita bisa belajar lebih banyak lagi?

Kepintaran dalam kesombongan membuat kita mudah menertawakan kebodohan orang lain. Menyepelekan. Padahal kepintaran kita tidaklah membuat kita tahu segalanya. Pasti ada kelebihan dari orang yang walau kita anggap bodoh.

Bukankah kita juga melakukan hal yang bodoh saat kita menertawakan orang lain karena kebodohannya? Kepintaran otak kita tidak secara otomatis sama dengan kecerdasan spiritual. Orang yang cerdas secara spiritual tentu tidak akan menertawakan, meremehkan apalagi menghina kebodohan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun