Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bangga dalam Kesalahan, Malu dalam Kebaikan

10 Agustus 2010   00:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:10 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mengapa kita masih bisa bangga atas kesalahan yang telah kita lakukan, sedangkan malu untuk melakukan kebaikan? Apakah ini adalah jalan penyesatan hidup manusia?

* * *
Seseorang berkata dengan bangga dan suara lantang,"Gua tadi baru
maki-maki saudara gua yang sok alim itu! Masak gua mau dinasehatin?! Padahal gua udah lebih banyak makan asam garam daripada dia yang masih bau kencur!"

Seorang anak muda sambil tertawa, berujar dengan nada bangga,"
Keren, coy! Tadi gua berhasil colek pantat tuh cewek! Biar dia marah-marah, tapi gua senang senang aja!"

"Hebat dong, lu!" Sambut teman

Dilain waktu ada lagi yang berujar,"Gua malas dan malu diajak
teman pergi ke panti jompo! Katanya mau menghibur para orangtua
yang kesepian. Ih, malas banget deh, gua kan masih muda!"

"Gua tadi diajak teman ke acara pengajian, tapi gak keren banget tuh, mending kumpul-kumpul gini sambil nyanyi, kan lebih rame! Ya gak gak bro?! Kata si Adul pada teman kumpulnya.

"Jelaslah! Bisa minum-minum lagi!Cekikikan salah satu temannya.

Sedikit ilustrasi diantara sekian yang mungkin pernah kita dengar tentang kebanggaan anak-anak manusia yang bangga dalam kesalahannya.

Begitulah kita, seringkali terjebak dalam kesalahan namun masih bisa membanggakan. Sedangkan untuk kebaikan kita enggan dan malu melakukannya.

Kita begitu semangat dan bergairah bergumul dalam kesalahan, namun loyo dan kehilangan darah bila hendak berbuat kebaikan.

Sadar atau tanpa disadari, ini adalah jalan kesesatan yang dibentangkan untuk menuju kepada kematian sebagai manusia yang memiliki kesadaran dan nurani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun