Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apa yang Paling Berarti dalam Hidup Ini???

1 Maret 2010   17:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:40 1466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup adalah sebuah perjalanan pencarian untuk menjadikannya berarti . Sudahkah kita menemukannya? * * * [caption id="attachment_84124" align="alignleft" width="300" caption="http://community.kompas.com/"][/caption] Apa yang paling berarti bagi kehidupan kita di bumi pada saat ini? * * * * * * MENURUT PANDANGAN SECARA AWAM Bila secara spontan kita tanyakan kepada seseorang, apa yang paling berarti dalam hidupnya, maka pasti kita akan menemukan beragam jawaban. Tergantung siapa yang ditanya dan bagaimana keadaannya saat ini. Kemungkinan sebagai besar akan menjawab kesehatan dan kekayaan , itulah yang paling berarti. Ketika ditanyakan kepada si dede di rumah, pasti ia akan menjawab, bisa mempunyai mainan yang banyak , kaset PS Ben 10, dan komik Donald Bebek. Saat dibelikan mainan bakugan selusin saja ia senangnya bukan main. Karena dunia anak - anak , bermain adalah hal yang paling berarti bagi mereka. Lain halnya dengan seorang remaja yang baru memasuki masa puber. Mempunyai seorang pacar yang cantik dan bisa selalu berduaan adalah waktu yang tidak terbayangkan indahnya. Bisa menikmati masa-masa pacaran itulah sesuatu yang sangat berarti. Bagi yang sudah dewasa, bisa memiliki pekerjaan yang mapan dan mendapat penghasilan yang cukup , itulah yang menjadi dambaan. Kemudian bisa mendapatkan pasangan hidup yang sesuai hati , memiliki keluarga yang harmonis , dan memiliki anak-anak yang lucu serta bisa menyekolahkan mereka dengan layak. Hidup sepertinya sudah sempurna bila sudah demikian. Bagaiamana dengan yang menjelang tua? Yang menjadi berarti adalah ketika bisa melihat anak-anak menjadi orang, sukses dalam kehidupannya . Memiliki anak-anak yang berbakti. Memiliki kesehatan yang baik dan bisa tenang menikmati masa tua, sepertinya hal ini sudah lebih dari segalanya. Begitu juga dengan orang yang memiliki beragam profesi , tentunya sesuatu yang berarti bagi mereka akan berbeda. Bagi pelajar, selalu mendapatkan nilai-nilai yang baik. Bagi pedagang, dagangan bisa laris manis. Bagi seorang salesman, setiap bukan tercapai target penjualan. Seorang boss, setiap hari mendapatkan keuntungan . Seorang dokter, banyak pasien yang mengantri . Akan tetapi, bila sejenak kita renungkan lagi, apakah semua itu adalah benar-benar yang paling berarti dalam hidup ini? Ya, memang berarti, namun hanya dalam kacamata awam saja, dan itu bukankah sesuatu yang abadi. MENURUT PANDANGAN SECARA SPIRITUAL Bila kita telaah secara spiritual, sesungguhnya apakah yang paling berarti dalam kehidupan manusia? Sejak dari dahulu kala, manusia berkelana dan mencari dengan berbagai cara dan daya upaya, untuk mengerti siapa dirinya yang sesungguhnya. Bermeditasi dan mendalam ilmu agama adalah diantaranya. Bila pada akhirnya terbuka kesadaran untuk bisa mengenal hakekat siapa dirinya yang sejati dan mengerti hakekat hidup ini yang sesungguhnya , akan menjadikan sebagai manusia yang paling berarti . Bagi yang benar-benar mengerti hakekat hidup ini, bahwa bisa mengenal dirinya yang sesungguhnya, adalah pencapaian yang tertinggi. Agama adalah sarana atau jalan untuk mencapainya. Kenali dirimu maka kamu akan mengenal Tuhanmu, demikian apa yang tertulis dalam kitab suci. Setelah mengenal diri sendiri, maka akan mengerti bahwa hidup ini menjadi harus berarti bagi kehidupan ini . Bagi makhluk lagi yang ditemuinya. Bahwa hidup adalah selalu mengikat jodoh baik dengan makhluk lain. Ketika kita sudah mengenali diri sendiri, maka keegoan tiada lagi. Bahwa aku adalah dia, dia adalah aku. Aku adalah bagian semesta ini, semesta ini adalah bagian dari aku. Apakah pencapaian hidup kita sudah pada tahap demikian atau masih mencari-cari? Ach, ternyata masih masih buta dan meraba-raba! Semoga esok ada kesempatan bagiku untuk lebih mengenal diriku.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun