Sampai matipun membicarakan tentang Tuhan, belum tentu membuat kita lebih mengenal Tuhan!
#
Orang bijak mengatakan, bahwa membicarakan tentang makanan tak akan mengenyangkan perut. Itulah kebenarannya.
Sama halnya dengan membicarakan tentang minuman tak mungkin akan menghilangkan rasa haus.
Membicarakan tentang manisnya gula tak akan membuat kita merasakan manisnya gula.
Begitu juga, membicarakan tentang asinnya garam tak mungkin membuat kita keasinan.
Demikian juga bila kita membicarakan tentang Tuhan siang dan malam, tidak akan menjamin kita mengenal Tuhan.
Kemungkinan semakin kita membicarakan justru semakin jauh dari kebenaran sesungguhnya tentang Tuhan.
Tuhan menjadi bukan Tuhan lagi oleh karena pengertian kita yang menggunakan kepintaran.
Tuhan menjadi tak ubahnya sosok yang super bagaikan para super hero ciptaan manusia.
Begitulah yang terjadi, pada akhirnya karena kebanyakan membicarakan tentang Tuhan, kemudian Tuhan menjadi hanyalah ciptaan manusia belaka.
Untuk merasakan nikmatnya makanan hingga bisa mengenyangkan perut, tentu kita harus memasukkan makanan tersebut ke dalam mulut dan mengunyahnya. Merasakan sensasinya sebelum menelan dan masuk ke dalam tubuh untuk kemudian mencernanya, sehingga makanan tersebut bermanfaat bagi tubuh untuk melanjutkan kehidupannya.
Bukankah demikian halnya tentang Tuhan?
Kita tidak mungkin bisa mengenalnya hanya dengan membicarakan atau menuliskannya.
Berbagai cara telah ditempuh manusia untuk lebih mengenal Tuhannya. Mengarungi lautan dan menaiki puncak gunung.
Masuk ke hutan dan lembah.
Apakah Tuhan sudah ditemukan?
Sepertinya belum!