Manakala  aku tak lagi bisa di tengah berdiri; aku sudah tak lagi bisa menjadi yang sejati; hanya bisa bicara atas nafsu dan harga diri; tak bisa memandang lurus lagi.
Ketika aku berdiri pada sisi kiri; hati benci yang menguasai; melihat yang benar kesalahan yang dicari; melihat yang salah demikian teliti; sibuk menghakimi; bila perlu tak malu meneriaki sampai mati.
Ketika di sisi kanan berdiri; hanya yang ada puja-puji; yang salah pun takpeduli; yang benar digali-gali; tak lebih untuk pembenaran diri; selalu ada pembelaan yang berarti.
Mampu berdiri di tengah memang butuh nyali; menjauhkan dari ambisi dan hati yang diskriminasi; semata demi suara nurani; bukan atas nama keegoan diri; sebab yang di sisi kanan dan kiri pun bicara nurani; si ego dengan cerdik bersembunyi.
@refleksihati, 24 April 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H