[I]
Ada yang maunya hanya mengajar, tetapi tak mau diajar, seakan ia yang paling layak mengajar karena merasa yang terpelajar adalah dirinya.
Ada yang sibuk mengkritik siapa saja, karena merasa hanya dirinya yang berhak melakukan, ketika dikritik tak mau menerima, malah sibuk membela.
Ada yang sibuk memberikan nasihat di mana-mana, Â merasa dirinya yang paling benar sedunia, Â ketika diberikan nasihat justru merasa jumawa.
Ini bukan tentang siapa, tetapi bagi yang memiliki hati dan pikiran terbuka untuk merasa. Yang kelembutan hati masih ada, bukan yang ada keras kepala.
Itukah  saya?
[II]
Tanpa sadar acap kali apa yang dinasihatikan kepada orang lain, sesungguhnya itu adalah untuk diri sendiri.
Karena yang  ditata dalam kata diri sendirilah yang paling pertama membaca.
Karena apa yang dikatakan diri sendirilah yang paling jelas mendengar suara yang ada.
Kerap kali untuk menyadarkan semesta meminjam berbagai cara untuk diri sendiri berkaca.
Sadarkah saya?