Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hati-hati Minyak Goreng Oplosan

23 Maret 2022   06:18 Diperbarui: 23 Maret 2022   06:44 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: diolah dari postwrap 

Apakah ada manusia seperti ini? 

Saya kira realitas telah mempertunjukkan bahwa manusia demi uang atau keuntungan banyak tidak peduli dengan cara apapun. Mau orang lain rugi tak perlu peduli. 

Buktinya ada yang menimbun minyak goreng, sementara  yang mau membeli antre sampai ada yang mati. 

Selama ini  juga pernah terjadi   orang menjual tahu atau bakso mencampur dengan boraks atau formalin. Padahal jelas ini bahan berbahaya bagi kesehatan. Bahkan ada yang menggunakan pewarna pakaian untuk dicampurkan ke makanan. 

Apakah mereka tidak tahu ini berbahaya? 

Jadi, kala harga minyak goreng menembus angka dua puluh ribu rupiah  ke atas, tidak menutup kemungkinan bagi segelintir orang menjadikan ini sebagai peluang bisnis minyak goreng oplosan. 

Bisa jadi juga demi  untung lebih besar, minyak goreng curah yang sudah dioplas agar lebih menarik kemudian menggunakan kemasan dengan merek tertentu lalu dijual dengan harga sedikit lebih murah dari harga normal. Apa tidak mungkin?

Seperti kita tahu, minyak goreng sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat kita. Kalau beli yang kemasan berat di kantong. Yang curah bisa menjadi pilihan karena harganya lebih murah. 

Kita yang mementingkan membeli asal lebih murah, tentu mesti waspada. Jangan-jangan lebih murah karena memang ada apa-apanya. 

Namun, saya kembali berpikir sepertinya kita sudah terbiasa dengan makanan yang tidak sehat. Bagi kita yang penting enak. 

Pernah melihat penjual yang menggoreng ikan atau ayam? Sering minyaknya sudah hitam pekat masih tetap digunakan untuk menggoreng. Ketika yang digoreng sudah terhidang di meja disantap dengan lahap penuh selera. Urusan sehat atau tidak, lupa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun