Apakah ada manusia seperti ini?Â
Saya kira realitas telah mempertunjukkan bahwa manusia demi uang atau keuntungan banyak tidak peduli dengan cara apapun. Mau orang lain rugi tak perlu peduli.Â
Buktinya ada yang menimbun minyak goreng, sementara  yang mau membeli antre sampai ada yang mati.Â
Selama ini juga pernah terjadi  orang menjual tahu atau bakso mencampur dengan boraks atau formalin. Padahal jelas ini bahan berbahaya bagi kesehatan. Bahkan ada yang menggunakan pewarna pakaian untuk dicampurkan ke makanan.Â
Apakah mereka tidak tahu ini berbahaya?Â
Jadi, kala harga minyak goreng menembus angka dua puluh ribu rupiah  ke atas, tidak menutup kemungkinan bagi segelintir orang menjadikan ini sebagai peluang bisnis minyak goreng oplosan.Â
Bisa jadi juga demi untung lebih besar, minyak goreng curah yang sudah dioplas agar lebih menarik kemudian menggunakan kemasan dengan merek tertentu lalu dijual dengan harga sedikit lebih murah dari harga normal. Apa tidak mungkin?
Seperti kita tahu, minyak goreng sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat kita. Kalau beli yang kemasan berat di kantong. Yang curah bisa menjadi pilihan karena harganya lebih murah.Â
Kita yang mementingkan membeli asal lebih murah, tentu mesti waspada. Jangan-jangan lebih murah karena memang ada apa-apanya.Â
Namun, saya kembali berpikir sepertinya kita sudah terbiasa dengan makanan yang tidak sehat. Bagi kita yang penting enak.Â
Pernah melihat penjual yang menggoreng ikan atau ayam? Sering minyaknya sudah hitam pekat masih tetap digunakan untuk menggoreng. Ketika yang digoreng sudah terhidang di meja disantap dengan lahap penuh selera. Urusan sehat atau tidak, lupa.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!