Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lima Jurus Mengatasi Kehilangan Orang yang Dicintai

10 Januari 2022   07:11 Diperbarui: 10 Januari 2022   07:12 1660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lima Jurus Mengatasi Kehilangan, diolah dari postwrap 

Melihat wajah beliau yang tenang tanpa beban saat berpulang paling tidak membuat hati  tenang juga. Hal ini tidak membuat sedih berkepanjangan yang menyiksa. Walaupun tetap tak kuasa menahan air mata. 

Dari pengalaman kehilangan orang yang dicintai ada pembelajaran berharga. 

Belajar Melepaskan

Rasa memiliki  berlebihan acap kali justru menjadi sumber yang membuat kita menderita. Timbul kesedihan yang berlebihan pula. 

Oleh sebab itu bisa melepaskan adalah pilihan terbaik untuk rela menerima. Kesedihan boleh ada, tetapi jangan sampai berlama-lama. 

Tentu saja boleh bersedih berlinang air mata. Bagaimanapun kita masih manusia yang memiliki perasaan, apalagi yang meninggal adalah orang yang paling dekat dengan kita. 

Yang perlu kita sadari adalah bahwa apapun yang ada di dunia ini tidak ada yang abadi. Pada waktunya semua harus pergi. 

Ini kebenaran yang tidak mungkin kita ingkari. Jadi, mulai saat ini kita mulai belajar memahami akan kebenaran ini. 

Jangan menyiksa diri dengan kehilangan karena ini adalah kenyataan hidup ini, lebih baik melepaskan, sehingga ada kelegaan. 

Ibarat balon yang terikat pada sebongkah batu, takbisa lepas terbang tinggi. Ketika melepaskan ikatan, maka bisa mengangkasa sebab  takada yang membebani lagi. 

Ikhlas Menerima Takdir Kehidupan 


Tidak ada manusia yang dapat menghindari takdir kehidupan yang bernama kematian. Hari ini atau nanti pasti akan terjadi. 

Kita mesti belajar memahami dalam-dalam bahwa kematian adalah hal yang alami. Ibarat daun-daun yang berguguran akan terjadi setiap hari. Setiap manusia yang hidup, tidak tua saja yang muda pun bisa mengalami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun