Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kesadaran dalam Sepiring Makanan

28 Oktober 2021   17:08 Diperbarui: 28 Oktober 2021   19:34 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar :Pixabay.com/sparow2011sm/bila setiap orang bisa selalu menghabiskan  makanannya bukan hanya menyayangi rezeki, tetapi juga bisa mencegah emisi

Dalam sebutir nasi 

Ada ribuan rezeki 

Ada kasih dan rasa peduli 

Ada ribuan benih yang akan tumbuh lagi 

Apakah masih rela membuang nasi walaupun satu biji?

Pemanasan global menjadi isu yang sangat seksi saat ini. Karena hal ini berhubungan dengan kelangsungan kehidupan di bumi hari ini dan demi anak cucu kita nanti. 

Akibat pemanasan global sudah kita rasakan dengan perubahan iklim. Curah hujan yang tidak menentu sehingga banjir menjadi sulit dikendalikan. Kekeringan. Belum lagi munculnya penyakit yang sulit terdeteksi. 

Seperti yang dimuat di Alodokter.com bahwa pemanasan global bisa memunculkan penyakit pernapasan, menular, dan mental.[1] Ini yang mesti kita waspadai. 

Ibarat kata seakan alam menunjukkan kemarahan atas perilaku manusia yang tidak peduli menjaga rumahnya sendiri dengan pencemaran yang merusak bumi. Banyak bencana terjadi karena perilaku hidup manusia sendiri. 

Karena dalam kehidupan sehari-hari selalu membuang gas karbon yang menjadi efek rumah kaca sebagai penyebab pemanasan global. Manusia hidup dalam ketakteraturan sehingga mengubah alam pun menjadi takteratur. 

Budaya Membuang Makanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun