Katedrarajawen _
Apakah seorang anak punya alasan yang cukup untuk tidak merawat orangtuanya ketika sakit?Â
Suatu waktu  menemani papa yang sedang dirawat inap, ada seorang bapak yang satu kamar. Siang ia ditemani istri. Malam hanya sendiri. Ya, hanya sendiri.Â
Saat ia meminta saya mengambilkan air,  saya berkesempatan menanyakan  ke mana anak-anak. Takada satu pun yang menemani. Mereka kerja. Itu jawabannya.
Pernah juga di lain waktu menemani istri  yang dirawat inap. Kali ini, bila malam hari hanya seorang bocah yang menemani neneknya. Sama alasannya, waktu siang anak-anak harus kerja.
Kerja?Â
Mendapat jawaban seperti itu, ingin rasanya saya marah dan berteriak. Mereka itu anak macam apa?Â
Tega nian membiarkan orangtua yang sedang sakit sendirian di rumah sakit--walaupun memang ada suster yang selalu siap melayani. Saya siang  juga kerja dan capai. Tetap bisa jaga orangtua di rumah sakit. Sombong. Terlalu.Â
Apa urusannya? Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Biarlah itu menjadi urusan mereka. Apa yang dilihat mata belum tentu kebenaran sesungguhnya. Ingat. Fokus pada diri sendiri.Â
Mungkin urusan kerja lebih penting daripada merawat orangtua. Apabila tidak bekerja, akibatnya tidak bisa makan. Repot. Tidak bisa menghidupi keluarga atau mungkin juga tidak bisa membayar biaya berobat orangtuanya.Â
Bisa jadi juga pekerjaannya  di jalan mulia sehingga tidak bisa ditinggal. Jangan-jangan kerjanya juga merawat orang sakit di tempat lain. Bukankah ini juga penting?
Bisa juga orangtuanya sendiri yang melarang untuk dijaga karena tahu mereka harus kerja. Kasihan. Â Siapa tahu?Â