Katedrarajawen _
Menghadapi masalah tidak harus dengan cara yang sama. Adakala mesti jeli melihat situasi dan kondisi untuk menyelesaikannya.
Setelah sekian lama jadi kepala bagian seperti yang saya tulis sebelumnya di sini, saya dipindahkan ke  cabang baru. Tempatnya lebih pedalaman lagi dan menyeramkan.Â
Urusan lingkungan kerja toksik sedikit banyak sudah dapat diatasi. Seperti kita tahu hal yang berbau toksik itu bukan hanya selalu ada di dalam lingkungan kerja yang dapat memengaruhi kinerja.Â
Namun toksik itu pun ada di sekitar lingkungan kerja. Apabila kita tidak bisa menyesuaikan diri sehingga tidak diterima dengan baik yang tentu akan memengaruhi kinerja.Â
Nah, di tempat yang baru ini masalahnya ada sekitar lingkungan kerja yang cukup mengganggu kenyamanan.Â
Lurah Mantan Preman yang Ingin Menutup Akses Jalan
Karena ada aduan warga yang tidak mendapat jatah bulanan sebagai kompensasi dari tempat saya kerja. Padahal kendaraan peternakan tidak melalaui tanah warga tersebut, hanya berada di samping.Â
Saat pertemuan, Pak Lurah sampai menggebrak meja. Mungkin untuk menunjukkan kuasanya.Â
Karena tidak ada solusi, akhirnya lurah mengirim surat panggilan untuk penyelesaian. Apesnya surat itu dikirim pada hari libur dan dipermasalahkan oleh manajer saya yang pernah buka konsultasi hukum.Â
Yang jelas setelah itu saat bertemu dengan Pak Lurah ini di jalan, ketika saya pandang dia malah menghindar. Padahal saya malah takut, kalau dia akan menggebrak jalan.Â
Preman Minta Jatah
Kalau buka pabrik atau peternakan di kampung, namanya preman yang minta jatah selalu ada. Bila mau aman jatah harus ada.Â
Suatu hari datang seorang warga. Saya ingat saat saya hendak ke jalan raya pasti melewati rumahnya. Kalau melihat saya matanya seakan meloncat keluar.Â