Katedrarajawen _Dalam hidup setiap orang memiliki masalahnya sendiri dan itu menjadi tanggung jawab untuk menyelesaikan tanpa harus berkeluh kesah. Yang pasti juga tak perlu berteriak agar dunia mengetahui.
Karena satu dan lain hal, saya perlu untuk mengambil cuti beberapa hari dari aktivitas dunia maya. Bukan hanya dunia kerja saja yang bisa mengambil cuti dalam hal ini.
Biasanya kalau mau mengambil cuti jauh-jauh hari sudah harus mengajukan. Apabila mendadak biasanya tidak akan dikasih, kecuali ada hal yang mendesak dan alasan yang tepat.
Ini urusan cuti dari dunia media sosial juga tanpa izin bos lagi karena secara mendadak. Bisa tidak bisa tetap harus bisa. Paling menimbulkan sedikit ketaknyamanan. Maaf, bila ada.
Soal alasan dan keterangan mengambil cuti karena sudah terjadi saya kira tak perlu lagi dikemukakan di sini. Tidak perlu lagi mempermasalahkan yang sudah berlalu.
Bila ada ketaknyamanan sudilah memaafkan apa yang sudah terjadi ini. Tidak ada maksud lain selain pribadi dan tidak ada hubungan dengan siapa pun.
Alangkah lebih baik bila saya kemukakan pemelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman ini daripada mengurai hal lain. Ada tiga hal yang sangat penting yang dapat saya pahami.
Pertama, Anda Tidak Ada Dunia Tetap Baik-baik Saja atau Mungkin Lebih Baik
Dalam komunitas, organisasi atau di tempat kerja kadang ada orang merasa dirinya penting sehingga kalau ada masalah mengambek dan pergi begitu saja dengan amarah. Ia seakan ingin mengatakan seandainya tanpa saya semuanya akan berantakan dan tidak akan bisa jalan.
Saya sudah banyak menemukan kondisi ini dan pernah hinggap dalam pikiran ketika ada masalah. . Ternyata semua baik-baik saja tanpa dirinya. Bahkan tak jarang menjadi lebih baik tanpa kehadiran orang itu yang justru jadi masalah selama ini.
Begitu juga dengan saya yang tiada hadir beberapa waktu di dunia media sosial akan baik-baik saja tanpa saya. Tidak akan merasa kehilangan. Ibarat kata takada satu, hadir seribu.