Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak-anak Durhaka

23 Januari 2021   22:21 Diperbarui: 23 Januari 2021   22:23 2143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: postwrap/katedrarajawen

Katedrarajawen  _Merebak lagi berita. Anak melaporkan atau  menggugat orangtua. Macam apa pula. Sungguh tega. Orang-orang mengutuk sebagai anak durhaka. Lupa siapa yang melahirkannya. 

Sungguh sulit menerima dengan logika. Ada anak yang tega memerkarakan orangtua. Di mana akal sehatnya berada. Anak durhaka ini takkan mampu melewati pintu surga. Anak durhaka taklayak berada di sana. 

Apakah hanya ini standar yang disebut anak durhaka? Apakah aku lupa ketika mengutuki mereka? 

Dosa kepada orangtua bukan itu saja. Sesunguhnya sebuah kata 'ah' saja sudah dosa besar karena  melukai  hati orangtua. 

Sadarkah aku telah melakukan yang lebih berdosa dari sekadar ah selama ini?

@refleksihati 23 Januari 2021 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun