Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kaya Itu Mulia

20 Januari 2021   07:01 Diperbarui: 20 Januari 2021   07:15 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: postwrap/katedrarajawen

Katedrarajawen _Orang kaya itu mudah berbuat baik dan mulia, itu yang ada dalam isi kepalaku pada suatu masa. Kala kemiskinan dalam hidup takbisa berbuat apa-apa. Aku berpikir dengan  menjadi kaya, banyak harta akan  mudah bisa berbuat baik apa saja. Menjadi orang baik bagi siapa saja. Bisa menolong orang yang membutuhkan kapan saja. 

Betapa mudahnya  bisa mengulurkan tangan dengan sejumlah uang saat ada yang benar-benar membutuhkannya. Rela. Selesai perkara. 

Betapa mulia bisa menolong saat tengah malam ada yang sakit dengan mobil yang tersedia. Bahagia bisa membantu kesusahan  sesama tanpa melihat siapa dia. 

Betapa mulianya bisa memberikan makan anak-anak yatim piatu tatkala  kelaparan tiada yang peduli pada mereka. 

Betapa mulia dengan kekayaan yang ada bisa menyumbang pembangunan rumah ibadah di mana-mana. 

Betapa mulia bisa membuka posko bantuan ketika ada bencana dengan segera. 

Uang memang bisa membuat aku mulia dan orang-orang akan selalu menyebut aku sebagai dewa penolong yang nyata. Bukan hanya dalam cerita. 

Ternyata saat kaya, apa yang ada di kepala pada suatu masa sudah takada. Lupa. Keserakahan telah menjadi raja. Lupa diri yang ada. Berbuat baik bukan lagi atas kebaikan, tetapi untuk mencari muka. 

@cermindiri 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun