Katedrarajawen _Sebelum basi tentang kondisi yang terjadi beberapa hari ini, mari bicara lagi tentang Nikita, kita, dan nyali.
Entahlah Nikita ini sedang cari sensasi atau memang berani, tetapi apapun itu telah mendatangkan  apresiasi dan inspirasi.Â
Bagaimanapun untuk bersuara butuh taruhan nyali atas kegilaan yang terjadi, bukan asal bunyi.
Ini bukan bicara semata soal benar atau salah, sekali lagi ini soal nyali untuk bersuara atas suatu kondisi.
Nikita seorang diri ternyata lebih bernyali, walau itu sekadar ungkapan kekesalan hati.
Sementara kita cuak bersuara atas ujub  yang ada di depan mata  dan bila berani hanya dalam sembunyi.
Bisa jadi kita takpeduli karena beresiko merugikan diri sendiri walau suara hati sudah bernari agar peduli.
Yang membedakan Nikita dan kita ada pada nyali, tetapi jangan hanya sekadar nyali butuh pula kelembutan hati dan melampaui.Â
@refleksihati 19 November 2020Â
Catatan KBBI daring:
Cuak: binatang (seperti kerbau, gajah) yang digunakan untuk memikat; takut; gentar; mata-mata dalam perang.Â