Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Trump Menang

5 November 2020   08:58 Diperbarui: 5 November 2020   19:15 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Canva/katedrarajawen


Katedrarajawen _Trump menang, itulah keyakinan dirinya yang sangat tinggi. Petahana Presiden Amerika Serikat yang kontroversial sekali. Seseorang yang sangat percaya diri. 

Percaya tidak percaya  kalau Donald Trump  yang menang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat  kali ini. Karena hasil jajak pendapat lebih banyak yang memilih Joe Biden sebagai presiden terkini. Bila terjadi tentu bukan mimpi. 

Trump memang sosok yang banyak membenci, tetapi tak sedikit pula yang menyukai. Tak jarang ada yang mencaci, sering pula ada yang memuji. Ada yang menyepelekan, ada pula yang menyegani. 

Trump memang berbeda dengan presiden yang ada selama ini. Segala kebijakan cukup  melalui kicauan Twitter tanpa basa-basi. Itu sudah dianggap keputusan resmi. 

Trump dengan gagah berani memicu perang dagang dengan Tiongkok demi harga diri. Karena  pihak Amerika Serikat paling merugi, walau keputusan ini membuat banyak pengusaha di dalam negeri rugi semakin tinggi. 

Trump bergeming percaya diri  tetap ingin menjaga supremasi. Biarpun diserang kanan dan kiri. Bahkan ada yang dahulu pendukungnya sendiri menggalang dana demi Trump tidak terpilih lagi. 

Pilpres  di Amerika Serikat bukan hanya membuat mereka sibuk sendiri. Namun di belahan dunia lain ikut cermat mengamati. Mungkin memang ada yang sampai berdoa agar Trump yang kalah dibalut oleh rasa benci. Bisa jadi. 

Bagaimana benar adanya bila Trump yang tetap menjadi pemenang kali ini? Apakah akan terus memelihara kebencian di hati? 

Hidup dalam rasa benci, bila memakai akal sehat akan sangatlah rugi. Karena hati ini sejatinya terisi penuh cinta kasih. Ini yang semestinya dibiarkan bersemi. 

Jangan membenci takdir yang sudah terjadi. Takdir tak mungkin bisa diubah sesuai dengan apa yang dikehendaki. 

Namun yang bisa diubah hanyalah menerima dengan kedamaian hati. Semakin menolak akan semakin melukai. Tiada guna menyesali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun