Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Syekh Ali Jaber: Dia Manusia

26 September 2020   09:17 Diperbarui: 26 September 2020   17:43 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


 

Syekh Ali Jaber sejatinya ulama, dalam keimanan mewujudkan keteladanannya. Bukan menjual kata. Melampaui kata dalam perilaku yang tertata. 

Bahwa adanya agama untuk memperbaiki akhlak insan di dunia. Hingga beliau tiada berkenan pelaku yang menusuknya dianiaya. Ia manusia, bukan sampah demikian beliau berkata. 

Syekh Ali Jaber menyikapi peristiwa dengan arif bijaksana. Orang-orang yang tidak tahu masalah justru banyak bicara. Melebar ke mana-mana. Dengan segala kepentingan yang ada. 

Tatkala dunia kacau dengan akhlak mazmumah, Syekh Ali Jaber hadir bagai setetes air di kala dahaga. Menghadirkan kesejukan tiada terkira. Mendamaikan hati yang sedang membara. 

Syekh Ali Jaber berbicara akhlakul karimah bukan hanya di atas mimbar. Bukan pemanis dalam berujar. Namun dapat berperilaku dengan sabar.  Menandakan jiwa telah sadar. 

Sadar sebagai ulama adalah menjadi pembawa damai di mana pun berada. Bukan hanya menghadirkan kesejukan dalam tutur kata, tetapi dalam wujud nyata. Menjadi cahaya dalam kegelapan akhlak manusia. 

Sesungguhnya dunia saat ini masih membutuhkan lebih banyak cahaya. Adakah yang bersedia? 

@cerminperistiwa26092020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun