Katedrarajawen _Topik selingkuh memang menjadi gairah tersendiri sebagai bahan tulisan. Namun saya yakin, khusus di Kompasiana tidak akan ada yang berani menuliskan kisahnya sendiri. Benar, kan? Kecuali saya.Â
Sejauh yang saya baca memang demikian. Cerita yang ada tak lain tentang teman dekatnya atau temannya teman dekat. Selain itu ada juga kisah tentang atasanya. Tetangganya atau entahlah siapa lagi.Â
Jadi, kali ini izinkan saya cerita tentang diri saya yang berhubungan dengan topik "Perselingkuhan di Kantor".Â
Saat itu saya mendapat pekerjaan di Jakarta. Setelah sebelumnya usaha sendiri. Belum lama bekerja, ada pegawai baru yang menarik perhatian. Â
Saat pertama masuk kerja semua teman kantor  bisik-bisik. Tentunya khusus yang pria. Belakangan jadi cukup melirik karena tahu rekan kerja baru ini sudah bersuami. Seketika lesu semua.Â
Dalam perjalanan waktu dan kondisi terjalin kedekatan di antara kami. Bukan masalah  saya paling ganteng karena teman kantor yang kebanyakan masih bujangan pasti lebih ganteng dan necis. Muntkin ada sesuatu yang istimewa ha ha ha...Â
Urusan belanja kantor atau ke bank, teman ini lebih sering mengajak saya bila saya tidak sedang keluar kantor.Â
Dari kedekatan itu, omong kosong bila saya mengatakan tidak ada rasa suka. Sebagai pria normal, siapa yang tidak suka dekat dengan cewek cantik? Nilai tambahnya enak diajak bicara lagi dan menyenangkan.Â
Pernah sewaktu bos menikah. Tidak salah karena bos kami memang masih jomblo. Seorang wanita yang belum lama selesai kuliah dari Amerika.Â
Kebetulan kami berangkat dari kantor bersama, sehingga dikira pasangan suami istri. Soalnya tampak sangat serasi. Yang satu ganteng, satunya lagi cantik. Katanya.Â
Seringkali  saat pulang kerja  teman kantor ini sekalian menumpang karena hendak ke kampus. Kebetulan arahnya sama. Kebetulan yang menyenangkan. Jadi semakin dekatlah.Â