Kecintaan beliau sudah merasuk sampai ke tulang sumsum dan terbawa mimpi. Mengigau pun, menyebut kompasiana. Untung masih memanggil nama sang istri Roselina, bukan Kompasiana.Â
Saya tahu pasti, ketika setiap tahun Pak Tjipta ke Indonesia selalu mengundang kompasianer yang berkenan hadir untuk bersilaturahmi sambil makan siang.Â
Bukan hanya untuk kompasianer Jakarta, tetapi di berbagai kota. Sekian tahun saya selalu usahakan hadir. Tahun depan pun beliau sudah ada rencana untuk mengadakan acara yang lebih meriah dengan para kompasianer.Â
Bayangkan sendiri, berapa besar kecintaan pak Tjipta kepada kompasiana. Atas kecintaan itu, walau secara finansial merugi. Namun ini bukan urusan untung dan rugi.Â
Apakah hal ini, sama sekali tidak membukakan  mata dan hati pengelola kompasiana?Â
Saya perhatikan terhadap beberapa kompasianer yang jarang-jarang hadir pun, Admin selalu memberikan perhatian khusus. Artikel selalu masuk kolom Artikel Utama.Â
Apa ini masalah kualitas artikel? Apa ukurannya? Toh, sebelumnya tulisan beliau sudah sering jadi Artikel Utama.Â
Sekarang ada istilah New Normal, kalau boleh iseng, saya malah mau mengusulkan Bapak Tjiptadinata Effendi menjadi 'New Bapak Kompasiana', setelah Bapak Kompasiana kita, Bapak Prayitno Ramelan sangat jarang hadir lagi.Â
Maaf, hanya tulisan spontanitas, karena kecintaan pula pada kompasiana.Â
@catatanringan