Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuan Pujangga, Sapardi Djoko Damono

19 Juli 2020   13:42 Diperbarui: 19 Juli 2020   14:10 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar :Canva /Instagram.com/damonosapardi


 

Pada Suatu Hari Nanti, SAPARDI  DJOKO DAMONO

Sungguh tak menduga atas kenyataan  yang ada

Akan kepergianmu selamanya sang tuan pujangga 

Pada Suatu Hari Nanti, Puisi nan indah baru kubaca

Apakah sebagai pertanda? 

Raut wajah dengan topi yang khas masih jelas terbaca 

Dan setiap untaian kata sederhana, tetapi penuh pesona makna luar biasa 

Indah merasuki sukma 

Di antara para pujangga, engkaulah yang teristimewa

Jiwa setiap kata demikian mengena

Olahan kata membangunkan rasa, mengetuk jiwa 

Kini kata yang ada jadi abadi saat jasadmu tiada

Ombak kehidupan tak akan mampu menghapusnya

Di dalam puisi: Pada Suatu Hari Nanti 

Ada tertulis "Pada suatu hari nanti,

jasadku tak akan ada lagi,

tapi dalam bait-bait sajak ini,

kau tak akan kurelakan sendiri

Masih teringat jelas untaian kata-kata: yang fana adalah waktu, kita abadi 

Oleh karena itu aku percaya akan janji ini

Nama dan karyamu tak akan mampu tertelan waktu, kini dan nanti 

Oh Tuhan, kekasih-Mu, Sapardi Djoko Damono sudah waktunya kembali

@refleksihati 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun