Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasiana, Tulisan Ibarat Ubi dan Air Hujan

14 Juli 2020   10:38 Diperbarui: 14 Juli 2020   17:43 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Katedrarajawen _Hari ini saya mau curhat. Sesuai predikat yang tersemat pada saya sebagai penulis curhat. Sejak mula di Kompasiana, semoga tidak sampai kiamat penulis curhat ini sebagai predikat. 

Karena sekarang saya ganti sendiri predikatnya sebagai penulis refleksi hati. Judul boleh beda. Isinya tetap sama. Curhat juga. Masih ada unsur hatinya. 

Membaca tulisan yang tersaji oleh Pak Felix Tani dan Pak Khrisna Pabichara, dua penulis besar di Kompasiana. Awalnya membuat saya berkecil hati dan kehilangan nyali. Bahkan kopi hangat yang baru saya buat terasa dingin tak mengundang selera lagi. 

Walau tulisan terhidang penuh gaya canda dan tawa. Tetapi menusuk hingga ke ulu hati. Diam-diam saya malu bukan hanya sekali. Namun berkali-kali. Akhirnya jadi sadar diri dan harus banyak belajar dan belajar lagi. 

Bagi yang belum membaca silahkan kunjungi dua tulisan ini. "2 Tipe Kompasianer, Sungai dan Selokan" dan "Kompasiana Masih Rumah Teduh bagi Kompasianer?"

Sebagaimana saya katakan di awal. Beliau berdua ini masuk kategori penulis besar di kompasiana. Tolong ini jangan dibantah. Itu sudah diakui secara keilmuan. 

Sebenarnya diam-diam saya banyak belajar dari tulisan beliau-beliau ini. Dasarnya saya otaknya yang cuma segini. Hasil belajarnya tetap begini. Curhat lagi. Lagi-lagi curhat. 

Siapa tahu dengan membahas tulisan penulis besar di Kompasiana. Saya bisa ikut besar. Dalam arti sedikit besar. Yang penting judulnya ada besarnya. Tetapi jangan juga asal besar. Tentu saya tidak mau jadi penulis yang besar kepala. 

Menurut saya dua tulisan tersebut sangat baik dan bagus menjadi bahan rujukan buat para kompasianer yang ingin maju dan kelak bisa menjadi penulis yang berkelas. Seperti saya katakan, secara keilmuan sudah tidak diragukan  lagi. 

Ini curhat bagian pertama. Selanjutnya curhat bagian kedua. 

Pada awalnya saat belajar menulis keinginan saya kelak bisa menghasilkan banyak buku dan dapat banyak uang. Wajar saya kira.  Siapa yang tidak suka punya banyak uang? Tetapi seiring perjalanan mengalami perubahan tujuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun