Katedrarajawen _Karena sekadar mengetahui, seringkali kita jadikan sebagai pegangan, itulah yang benar.Â
Padahal itu bukan kebenaran sesungguhnya. Begitulah kita tertipu oleh kebenaran yang hanya sebatas kita ketahui.Â
Seperti pemahaman saya tentang I Am Geprek Bensu selama ini. Karena di kota tempat saya berdomisili saya lihat cukup banyak gerai I Am Geprek Bensu ini.Â
Kalau lagi berkendaraan, kiri... kanan... kulihat  saja banyak I Am Geprek Bensu-nya. Yang ramai antrean. Khususnya abang ojol.Â
Dalam pikiran saya, semua itu pemiliknya adalah Ruben Onsu. Seorang publik figur. Apalagi ia pernah jadi duta promosi. Dapat pemasukan sampai setengah miliar lebih.Â
Jadi dalam pemikiran saya sudah melekat. Bahwa I Am Geprek Bensu itu pemiliknya Ruben Onsu. Saya malah tidak tahu kalau ada yang lain. Geprek Bensu.Â
Sampai kemudian muncul kasus hukum berkenaan dengan penggunaan merek ini.Â
Oohhh... ternyata Bensu yang melekat di gerai ayam geprek itu bukan kependekan dari Ruben Onsu. Tetapi Benny Sujono.Â
Bisa saja karena dengan pengetahuan saya yang tidak benar ini. Saya jadikan pegangan kebenaran. Menjadi merasa paling benar dalam ketidakbenaran.Â
Misalnya sedang ngobrol - ngobrol dengan teman. Lalu bahas soal makanan. Terus ketemu bahas ayam geprek. Bersambung ke I Am Geprek Bensu.Â
Dipastikan saya akan bilang itu punya Ruben Onsu. Sebab jelas-jelas Bensu itu Ruben Onsu artinya. Apalagi yang salah?Â