Katedrarajawen _ Bahwa manusia bisa melakukan segala cara demi mendapatkan uang. Bahkan dengan cara yang hina dan menistakan diri. Bahkan rela mengorbankan nyawa. Bahkan sampai menipu Tuhan.Â
Uang seakan segalanya. Apalagi di masa kondisi saat ini. Dalam masa sulit ekonomi akibat pandemi. Banyak orang menjerit dan mengharapkan uluran tangan atau bantuan.Â
Seringkali kita pesimis. Orang bisa kehilangan kejujuran karena uang. Melihat tumpukan uang mata bisa terbuka lebar-lebar. Tetapi mampu menutup pintu hati.Â
Tentu ini adalah realitas kehidupan tak dapat dipungkiri  kebenarannya. Menemukan orang jujur saat ini, ibarat menemukan jerawat di mukanya Yuni Shara atau Syahrini.Â
Namun kembali membuka mata ini atas peristiwa yang baru terjadi. Sungguh masih menggugah hati.Â
Saat mengantar istri ke pasar pagi itu. Saya menunggu saja di depan pasar. Tetapi hampir semua tempat kosong sudah dipenuhi para suami yang mengantar istrinya.Â
Lalu saya berkeliling. Lihat-lihat keramaian di pagi hari. Tanpa sadar, dompet yang masih tebal karena habis gajian. Terjatuh.Â
Kebetulan malamnya sehabis ke ATM untuk persiapan bayar-bayar _bayar sesuatu. Kalau bilang bayar hutang tak enak hatilah. Apa kata warganet?Â
Baru sadar ketika ada seseorang setengah berlari mengejar saya. Yang secara kebetulan juga berhenti. Pas sekali.Â
Entahlah apa yang terjadi kalau saya terus memacu kendaraan.Â
Sebenarnya masih setengah sadar. Antara percaya dan tidak. Kenapa dompet bisa jatuh?Â